Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Gagap Makna karena Melupakan TTS

7 Mei 2018   17:12 Diperbarui: 7 Mei 2018   23:34 3390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Lewis Stickley/PA

Tahun 1980-1990-an, teka teki silang (TTS) masih menjadi permainan favorit sekadar "pembunuh waktu" atau menguji kecerdasan. Pidi Baiq, "bapaknya" Dilan tidak lupa menyelipkan adegan TTS yang romantis ini di dalam cerita Dilan.

Dilan memberikan hadiah buku TTS yang sudah diisi pada ultah Milea agar Milea tidak perlu berat memikirkannya .... Uhuy ....

Pada masa kini, TTS pun bersalin rupa ke bentuk digital. Namun, tetap saja permainan ini kehilangan pamor daripada permainan digital lainnya. Di beberapa koran, seperti Kompas, TTS masih dipertahankan. Artinya, peminatnya masih ada. Bahkan, Penerbit Buku Kompas juga menerbitkan buku kumpulan TTS dengan embel-embel ini: "antipikun dan antistress".  Versi untuk anak-anak juga dibuat dengan embel-embel lain: "senam asah otak".

Walaupun begitu, TTS tetap saja tidak setenar dua dekade lalu. Dalam berbagai pelatihan menulis, peserta yang saya tanya apakah masih bermain TTS, jawabannya sebagian besar adalah tidak lagi dan tidak pernah. 

Melupakan dan enggan bermain TTS lagi, inilah mungkin salah satu penyebab banyak orang gagap mengartikan suatu kata atau menyebutkan padanan kata. Bahkan, beberapa kata malah mengalami pergeseran arti/makna sehingga dianggap benar.

Contohnya, kata alibi yang kerap muncul sebagai jawaban di TTS. Pertanyaannya: Tidak berada di tempat kejadian saat peristiwa berlangsung. Jawaban lima huruf mendatar: alibi! Jika diselisik melalui KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), arti alibi adalah bukti bahwa seseorang ada di tempat lain ketika peristiwa pidana terjadi (tidak berada di tempat kejadian). Kata 'alibi' termasuk ke dalam istilah bidang hukum.

Entah mengapa tiba-tiba makna alibi bergeser menjadi alasan. Mungkin karena Andra and The Backbone menyanyikan lagu berjudul "Alibi", lantas orang--tentu saja yang belum pernah mengisi TTS--menyangka artinya sama dengan 'alasan'. Apakah tokoh dalam lagu Andra and The Backbone itu melakukan tindakan pidana?

Contoh lain, kata 'nuansa'. Konon karena dulu Keenan Nasution membawakan lagu "Nuansa Bening", orang-orang kemudian menyangka makna kata 'nuansa' sama dengan 'suasana'. 

Coba cek KBBI lagi. nuansa artinya variasi atau perbedaan yang sangat halus atau kecil sekali (tentang warna, suara, kualitas, dan sebagainya) dan kepekaan terhadap, kewaspadaan atas, atau kemampuan menyatakan adanya  pergeseran yang kecil sekali (tentang makna, perasaan, atau nilai). Jadi, tidak ada hubungannya dengan suasana, keadaan, atau atmosfer.

Di TTS kata 'nuansa' juga sering dijadikan jawaban dari pertanyaan: perbedaan yang sangat tipis. Daripada menyebut nuansa, orang kini sering menggunakan istilah "beti" alias beda-beda tipis. 

Namun, sebenarnya ada beberapa hal mengapa banyak orang yang kemudian gagap terhadap makna sebuah kata sehingga menimbulkan kesalahan diksi (pemilihan kata). Boleh jadi karena memang belum mengenal TTS, boleh jadi juga karena enggan membuka kamus dan terpengaruh penggunaan kata di media-media  besar dan media sontoloyo, atau boleh jadi karena memang enggan membaca tulisan-tulisan yang baik dari para penulis yang bereputasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun