Puisi Lepas: Saat Aku
saat aku nestapa menunggu mekar mawarnya
saat aku bertapa terlukai oleh belukar durinya
perihnya tetap kuyakini akan membawaku
bertemu dengan rona indah wajahmu
(saat aku, 2024)
Puisi lepas ini ditulis untuk menangkap makna hidup yang terlepas. Ditangkap dengan jaring puisi yang sangat sederhana sekali. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Fibonacci Puisi: Saat Duduk Sendiri
Baca juga: Fibonacci Puisi: Lepas Sebelum Lunas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!