Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (uji keikhlasan) tanpa AU alhamdulillah, tanpa centang biru alhamdulillah

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelebat Cerpen: Mbobot

22 Juli 2024   07:07 Diperbarui: 22 Juli 2024   07:22 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Mbobot

 

Keluarga besar Rohimah dan keluarga besar Mas Bambang sangat bahagia mendengar kabar mbobotnya atau hamilnya Rohimah. Mereka mengucapkan puji syukur alhamdulillah atas karunia keturunan calon penerus silsilah keluarga.

Lebih-lebih Mas Bambang tentu sangat bahagia sekali karena kini benih cinta tulusnya tertanam dan tumbuh di dalam rahim Rohimah.

Rohimah pun juga demikian merasakan bahagia tak terkira karena kasih sayang dan cintanya kepada Mas Bambang terabadikan dan hidup di dalam rahim dirinya.

Tidak seperti biasanya, kali ini sejak dirinya mbobot atau mengandung, Rohimah sering mengucapkan kata-kata sayang dan cinta kepada Mas Bambang.

"Mas, saya sangat sayang dan cinta banget sama Mas Bambang" Sambil mengelus-elus perutnya Rohimah mengucapkan rasa sayang dan cintanya yang teramat sangat besar kepada Mas Bambang.

"Ya dik Rohimah, saya juga sama sangat mencintai dan menyayangi dik Rohimah, lebih-lebih lagi dengan adanya calon anak kita penerus keturuan kita dik"

Semakin tumbuh membesar janin yang dikandung dalam rahim Rohimah,  semakin tumbuh membesar pula rasa manja Rohimah kepada Mas Bambang. Rohimah inginnya selalu berdekatan dengan Mas Bambang. Rohimah ingin selalu ikut ke manapun Mas Bambang pergi.

Bapak Haji Zamroni dan ibu Hajjah Mufidah, ayah dan ibunya Rohimah sampai-sampai berusaha untuk sering menyambangi atau mengunjungi dan tinggal beberapa hari di Surabaya demi menemani Rohimah terutama saat Rohimah ditinggal sibuk bekerja oleh Mas Bambang.

Demikian juga kadang Mbak Dela dan ibunya Mas Bambang yang datang bertandang ke Surabaya untuk menemani Rohimah. Namun ketika dirinya tak ada yang menemani di rumah, tak jarang Mas Bambang memenuhi keinginan Rohimah untuk ikut serta mendampingi Mas Bambang bekerja karena rasa kasihannya kepada Rohimah, hingga Rohimah sendiri menyadari bahwa keikutsertaannya di tempat kerja Mas Bambang bisa mengganggu konsentrasi Mas Bambang dalam bekerja.

"Dik, kita serahkan saja kepada Gusti Allah ya dik tentang jenis kelamin anak kita nanti ya dik?" Tengah malam sambil tiduran, Mas Bambang menyampaikan hal tersebut kepada Rohimah yang kebetulan sama-sama masih belum tidur.

"Alasannya apa mas?"

"Alasannya karena kita sudah sepakat dan sudah meyakini bahwa jika diberi anak laki-laki atau anak perempuan akan sama-sama kita terima dengan senang hati. Tapi dampaknya akan berbeda jika kita hanya basa-basi saja terhadap apa yang telah kita sepakati dan kita yakini itu dik"

"Maksudnya mas?"

"Maksudnya, misal di mulut kita bilang anak laki-laki atau perempuan sama saja, tapi di hati kita memohon ingin diberi anak laki-laki, dan  jika ternyata yang lahir adalah anak perempuan atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka dampaknya akan kurang baik pada kejiwaan anak kita kelak karena lahirnya tidak sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh orang tuanya"

"Oh itu yang dimaksudkan Mas Bambang. Baik Mas Bambang saya sepakat untuk memasrahkan kepada Gusti Allah. Anak laki-laki atau anak perempuan akan kita terima dengan senang hati."

"Nah kalau untuk ide yang ini setuju nggak dik? yaitu meskipun masih dalam bentuk janin, ayo kita didik bareng"

"Caranya bagaimana mas?"

"Caranya kita berbagi tugas dik"

"Tugasnya seperti apa ya mas? dan saya insyaallah siap melaksanakan demi kebaikan anak kita kelak mas" Rohimah sangat antusias dan bersemangat sekali terkait dengan ide Mas Bambang untuk mendidik anak  sejak masih dalam bentuk janin di rahim.

"Tugasnya terkait dengan tiga tujuan dik"

Setelah Mas Bambang menjawab bahwa tugasnya terkait dengan tiga tujuan, kemudian Mas Bambang merincinya sebagai berikut: " Tujuan untuk mendidik jiwa dan rohani dilakukan dengan rajin membacakan ayat-ayat suci beserta artinya. Tujuan untuk mendidik rasa dan hati dilakukan dengan rajin mengungkapkan dengan ucapan lisan, dalam bentuk tulisan dan dalam bentuk bisikan hati yang terkait dengan mawas diri, kejujuran serta kerendahan hati. Tujuan untuk mendidik akal dan pikiran dilakukan dengan berlatih mengerjakan soal-soal perhitungan, langkah-langkah atau algoritma pengambilan keputusan, dan mempelajari bahasa dan kesalehan penafsiran."

"Wow, kok tugasnya banyak sekali ternyata ya mas ya?" Rohimah terperanjat agak kaget setelah mendengar rincian tugas dan tujuan tersebut yang ternyata banyak.

"Ya dik, silahkan pilih mana yang dik Rohimah bisa menjalankan secara istikamah".

"Ya mas."

Dengan adanya tugas rutin tersebut, akhirnya Rohimah punya kesibukan. Kemanjaan Rohimah berangsur-angsur berkurang tergantikan dengan niat dan semangat yang kuat untuk mendidik janin di dalam rahimnya.  Agar kelak anak yang dikandungnya tersebut bisa menjadi manusia yang bermanfaat, bisa menjadi manusia yang selamat dan menyelamatkan.

(mbobot, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk sekelebat cerpen yang berjudul Mbobot. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun