Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen | Seribu Bunga

6 Juli 2024   01:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   05:25 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Seribu Bunga

 

Bisnis parfum Mbah Soleh bentuknya hanya berupa kios-kios kecil.  Kios-kios parfumnya Mbah Soleh ukurannya kecil-kecil tetapi jumlahnya sangat banyak. Kalau dihitung jumlahnya bisa mencapai ratusan karena tersebar di banyak tempat di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Dalam membangun bisnis parfum ini, Mbah Soleh menggunakan tiga prinsip bisnis yang sangat sederhana yaitu pertama, membantu mereka untuk mendapatkan penghasilan yang halal dengan memberikan kesempatan kerja berupa berjualan parfum milik Mbah Soleh. Penyedia modalnya Mbah Soleh dan pemberian pelatihan ketrampilan berjualan yang jujur juga dari Mbah Soleh. Tugas mereka hanya membantu berjualan parfum pada kios yang telah disediakan.

Prinsip bisnis kedua, membantu membudayakan aroma wangi diri pribadi dan lingkungan sekitar. Karena bagaimanapun juga kita ini pasti lebih menyukai bau wangi daripada bau busuk. Budaya aroma wangi ini jika sudah terbentuk maka bisa meningkatkan volume penjualan parfum. Syukur-syukur nantinya apabila parfum sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, pasti volume penjualan parfum bisa semakin meningkat lagi.

Prinsip bisnis ketiga, dan ini yang menjadi ciri khas bisnisnya Mbah Soleh adalah jumlah jenis parfum yang dijual hanya dua jenis saja yaitu parfum yang berlabel Malaikat Subuh dan Seribu Bunga. Alasannya biar praktis dan pelanggannya segera bisa dilayani dengan cepat karena waktu untuk pilih-pilih dan untuk coba-coba jenis aroma parfum langsung fokus pada kedua jenis parfum tersebut dalam arti penjual dan pembeli  tidak dibingungkan lagi atas pilihan yang terlalu banyak. Alasan lainnya, Mbah Soleh ingin memiliki komunitas pelanggan setia pada kedua jenis parfum tersebut.

Khusus berkaitan dengan parfum seribu bunga, dulu sempat terpikirkan oleh Mbah Soleh untuk mengembangkannya menjadi parfum sejuta bunga. Tapi setelah dirasa-rasa bahwa itu sangat berlebihan, maka niat mengembangkan parfum tersebut dihentikan.

Dari sisi prinsip pribadi sebenarnya Mbah Soleh pernah mengungkapkan bahwa prinsip pribadinya sangat bertolak belakang dengan prinsip yang kedua, terutama bila ditengok dari sumber bau wanginya. Prinsip yang kedua menggunakan sarana parfum untuk mewangikan diri dan sekitarnya, sedangkan menurut Mbah Soleh, sumber bau wangi yang sejati adalah dari sempurnanya akhlak diri. Bukan dari aroma seribu bunga ataupun dari aroma sejuta bunga.

(seribu bunga, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk cerpen yang berjudul Seribu Bunga. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun