Sekelebat Cerpen | Disedihkan
Pak Dul dan Mbah Soleh bersama-sama naik ke puncak Bukit Pegat dengan melewati satu-satunya jalan yaitu jalan setapak,  kira-kira lebarnya satu meter. Pak Dul di belakang mengikuti langkah kaki  Mbah Soleh yang di depan.
Bagi Pak Dul, ini baru pertama kali dia menempuh perjalanan jauh dan  pertama kali pula dia naik ke puncak bukit. Pengalaman pertama ini sangat menggembirakan hati Pak Dul.
Sedangkan bagi Mbah Soleh yang sudah sering ke sini, merasakan ada fenomena yang berbeda tidak seperti biasanya. Biasanya dia jarang berpapasan dengan orang lain, baik ketika naik maupun ketika turun dari bukit, tetapi pagi ini Mbah Soleh berpapasan dengan  banyak orang.
Perasaan Mbah Soleh mulai tidak enak seiring dengan berhentinya panggilan hati dari sahabat sejatinya yaitu Mbah Romli.
Mbah Soleh yakin sekali bahwa sebentar lagi dirinya akan disedihkan oleh kejadian tertentu.
Terdengar suara samar-samar dari perbincangan orang lain yang berpapasan dengannya. Ada dua kata kunci yang tertangkap oleh pendengaran Mbah Soleh yaitu kata kunci sujud dan kata kunci meninggal dunia.
Sambil berjalan menanjak naik, hati Mbah Soleh terus mendoakan sahabat sejatinyanya semoga husnul khatimah.
(disedihkan, 2024)
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Disedihkan. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Atas Izin Cinta
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Saling Memegangi Cinta
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Dibicarakan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!