Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelebat Cerpen: Ingin Bisa Selalu Bersama

20 Mei 2024   08:00 Diperbarui: 20 Mei 2024   08:15 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen |  Ingin Bisa Selalu Bersama

"Halo.... Assalamualaikum, Mas Bambang"

"Halo juga, Indah...Wa'alaikumsalam"

"Mohon maaf sebelumnya kalau Indah mengganggu kesibukan Mas Bambang"

"Tidak mengganggu, In. Saya senang Indah masih mau menelepon saya. Monggo In, barangkali ada kabar yang perlu disampaikan...monggo, In"

"Iya, Mas Bambang...Indah minta pendapat Mas Bambang kalau seumpama Indah bekerja di Surabaya apakah bagus tidak kira-kira, Mas?"

"Relatif, In, tergantung individu masing-masing. Kalau menurut saya sih, bagi yang sudah punya momongan seperti panjenengan, lebih baik di Pekalongan, biar ada perhatian yang lengkap untuk anaknya Indah, tidak hanya perhatian dari ibunya tapi juga dari kakek dan neneknya. Mohon maaf ya In, kalau pendapat saya tersebut dianggap kurang tepat." Mas Bambang menjawab pertanyaan Indah tanpa berprasangka negatif terhadap niat Indah untuk bekerja di Surabaya.

"Sejak meninggalnya Mas Toni, Indah jadi gampang jenuh dan merasa hampa hidup di Pekalongan, Mas Bambang .......dan selalu terbayang-bayang masa-masa kebersamaan kita dulu di Bandung"

Terhadap jawaban Indah tersebut, Mas Bambang menjadi tahu tentang alasan yang mendorong Indah untuk pindah cari kerja di Surabaya.

"Ya, In, saya bisa memahami apa yang dirasakan Indah saat ini. Saran saya jangan berlarut dalam suasana yang menekan mental Indah, kasihan jabang bayi yang ada dalam kandungan Indah. Libatkanlah diri Indah dalam kesibukan untuk mengurus atau mengelola bidang usaha milik orang tua Mas Toni yang dulu telah dikerjakan Mas Toni. Jangan tinggalkan Pekalongan karena bisa membuat orang tua Mas Toni menjadi sedih akibat terpisah dengan cucu yang diidam-idamkannya...juga bisa menimbulkan dugaan-dugaan baru yang muncul di masyarakat terkait ketidakbetahan Indah untuk hidup di Pekalongan. Sekali lagi saya mohon maaf apabila tidak berkenan dengan saran saya ini"

"Tapi Indah ingin dekat dengan Mas Bambang...ingin bisa selalu bersama seperti kita dulu di Bandung, Mas" Indah mengucapkan kata-kata ini sambil menangis.

Hati Mas Bambang turut terbawa dalam isak-tangis Indah yang ingin kembali mengulangi keindahan masa lalunya di Bandung. Saran-saran Mas Bambang sepertinya kurang menarik bagi Indah dibandingkan dengan keinginan Indah untuk bersama lagi dengan Mas Bambang. Hal tersebut bisa dimaklumi karena Indah belum diberitahu melalui undangan pernikahan Mas Bambang dengan Rohimah Arrum Fitriyah.

(ingin bisa selalu bersama, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Ingin Bisa Selalu Bersama. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun