Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Bertemunya Dua Orang Hebat (1)

17 April 2024   08:00 Diperbarui: 17 April 2024   08:08 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen - Bertemunya Dua Orang Hebat (1)

Saya ceritakan kepada Mbah Soleh bahwa di puncak bukit yang bernama Bukit Pegat ada seorang peramal kematian orang. Orang tersebut bernama Mbah Ramal dengan nama aslinya Romli, Mbah Romli. Hanya tamu yang berani diramal kematiannya yang umumnya berani datang ke Mbah Ramal atau tamu yang ingin menyaksikan prosesi meramalnya. Saya ceritakan juga kepada Mbah Soleh bahwa hasil ramalannya hanya berupa angka saja, tanpa ada satuan waktunya. Sedangkan satuan waktunya (jam, hari, minggu, bulan, atau tahunnya) oleh Mbah Ramal, tamunya disuruh  merenungkan, memikirkan, dan memperkirakan sendiri. Mbah Ramal tak mau dikasih upah berupa uang. Pemberian berupa garam, beras, atau minyak tanah akan beliau terima dengan seikhlasnya yang memberikan. Bahkan beliau juga ikhlas jika tanpa diberi apa-apa.

Untuk mencapai rumahnya yang di puncak bukit butuh waktu satu hari pulang pergi dengan berjalan kaki. Lokasinya ada di perbukitan selatan dekat pantai selatan Jawa Timur. Butuh waktu kira-kira empat jam perjalanan naik kendaraan umum dari Surabaya.

Demikian cerita tersebut secara rinci saya sampaikan kepada Mbah Soleh dalam keadaan santai minum kopi bareng di Warung Kopi Pak Dul yang dekat Kuburan itu.

"Hehehe...Mbah sangat tertarik."

"Betul tertarik ya Mbah?" saya mencoba memastikannya.

"Iya, Mas Bambang...Mbah sangat tertarik...hehehe"

"Alhamdulillah, Mbah...saya sangat senang jika nanti bisa bepergian bareng Mbah"

"Mas Bambang punya waktu longgar kapan?....hehehe"

"Hari sabtu dan minggu, Mbah...apa Mbah nggak ngontrol kios-kios parfumnya, Mbah?"

"Sementara nggak Mbah kontrol dulu gak apa-apa....hehehe"

"Jumat sore kita janjian bertemu di Terminal Bungurasih ya Mbah?"

"Iya"

Tanpa saya duga ternyata Mbah Soleh tertarik dan sepakat untuk berkunjung ke rumah Mbah Ramal di Bukit Pegat. Saya berdoa semoga lancar proses bertemunya dua orang hebat: Mbah Soleh dan Mbah Ramal.

(bertemunya dua orang hebat (1), 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Bertemunya Dua Orang Hebat (1). Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun