Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelebat Cerpen: Wong Aneh-Bab Dihadapkan dan Menghadapi

14 April 2024   10:00 Diperbarui: 14 April 2024   10:15 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Wong Aneh-Bab Dihadapkan dan Menghadapi

"Mbang, tadi siang ada yang cari kamu. Orangnya agak tua, rambutnya gondrong putih semua" kata teman kos saya. Batin saya heran dan merasa aneh, tumben Mbah muncul di siang hari dan mencari saya. Anehnya lagi dari siapa dia tahu alamat saya padahal saya belum pernah ngasih tahu alamat saya.

"Apakah ada titipan pesan dia ke saya, San?" tanya saya.

"Nggak ada, Mbang"

Memang sejak pertemuan kedua saya dengan Mbah di Warung Kopi Pak Dul, saya tidak menemuinya lagi. Mungkin kalau dihitung kira-kira sudah sebulan. Ada kesibukan kerja yang mengharuskan saya lembur untuk menyelesaikannya sehingga tidak sempat menemui Mbah di Warung Kopi malam hari. Selain itu juga karena saya belum punya pertanyaan penting yang harus saya tanyakan ke Mbah. Lagi-lagi anehnya lagi kedatangan dia mencari saya tepat setelah kerja lembur saya selesai. Kedatangannya seolah-olah ingin menunjukkan kalau dia itu tahu bahwa kerja lembur saya sudah selesai. Sepertinya dia sengaja datang saat saya tidak sedang berada di rumah. Jika alamat rumah saya saja dia tahu apalagi alamat kantor saya, tentu lebih mudah bagi Mbah untuk menemui saya.  

Berdasarkan kejadian tersebut saya mendapatkan ide bertanya yang rencananya nanti malam akan saya tanyakan kepada Mbah. Mudah-mudahan saya bisa bertemu dengannya. Dugaan saya, nanti malam dia ada di Warung Kopi Pak Dul. Warung Kopi dekat Kuburan milik Pak Dul.

Tepat jam sepuluh malam saya berangkat menuju Warung Kopi Pak Dul.

Alhamdulillah dugaan saya benar. Dia sudah ada di Warung Kopi Pak Dul. Lagi-lagi yang bikin saya heran, di depannya sudah ada dua gelas kopi yang masih panas. Satu ditaruh di depannya persis, dan satu lagi ditaruh di sebelah kanannya.

Tanpa melihat ke saya, dia bilang, " Ini kopi buat Mas Bambang.....hehehe" Ciri khas "hehehe-nya" tidak ketinggalan. Lalu saya jawab dengan ucapan terima kasih karena Mbah telah memesankan kopi.

Saya duduk di samping kanan Mbah dan Mbah menyambut ajakan bersalaman dari saya.

Wajah Mbah nampak senang sekali menerima kedatangan saya. Saya pun senang sekali karena Mbah sangat baik kepada saya. Saya bersyukur dapat dipertemukan dengan Mbah dalam suasana hati yang sama-sama senang.

" Sudah dapat ide bertanya ya?.....hehehe" Mbah membuka pembicaraan yang juga mengandung keanehan. Mengandung keanehan yang membuat saya heran karena Mbah kok tahu kalau saya sudah dapat ide bertanya.

"Ya, Mbah, saya sudah dapat ide bertanya"

"Tentang dihadapkan dan menghadapi ya?....hehehe"

Mendengar pertanyaan dari pernyataan yang barusan Mbah sampaikan tadi saya sontak kaget dan sangat heran sekali. Saya diam terbengong agak lama karena memikirkan tentang ilmu apa yang dimiliki Mbah ini sehingga dia benar-benar bisa membaca pikiran saya.

"Betul ya?.....hehehe"

"Betul sekali, Mbah"

"Terus tujuannya apa kalau nanti sudah tahu tentang dihadapkan dan menghadapi?....hehehe"

"Untuk menyikapi dan untuk berhati-hati, Mbah"

Kemudian Mbah menjelaskan bahwa orang pada umumnya bisa berhasil ketika menghadapi, tetapi sebaliknya banyak yang gagal ketika dihadapkan.

"Kok bisa begitu, Mbah...tolong jelaskan biar saya paham, Mbah"

"Kalau menghadapi, persoalannya sudah diketahui di depan sehingga kita bisa bersiap-siap atau menyiapkan diri belajar dan berlatih untuk menghadapi atau menyelesaikan persoalan tersebut. Paham ya?.....hehehe"

"Alhamdulillah saya paham, Mbah"

"Tetapi kalau dihadapkan, persoalannya belum diketahui, mendadak atau tiba-tiba datangnya persoalan tersebut serta harus saat itu juga diselesaikan dan tak ada waktu untuk mempersiapkan diri. Yang ini paham ya?....hehehe"

"Alhamdulillah saya paham, Mbah"

"Ingin tahu contohnya ya?.....hehehe"

"Ya, Mbah"

"Contoh menghadapi, contohnya ketika kamu tadi hendak menemui Mbah di sini. Kamu berhasil menemui Mbah di sini karena sudah punya bekal informasi bahwa kedatangan Mbah di warung ini sebulan sekali. Contoh lainnya, ketika seorang murid akan menghadapi ujian. Mata pelajarannya sudah diketahui sehingga murid tersebut bisa belajar dulu untuk menghadapi ujian mata pelajaran tersebut. Jelas ya contohnya?....hehehe"

"Ya, Mbah....jelas"

"Contoh dihadapkan, contohnya ketika tadi siang Mbah mencari kamu itu. Karena kamu tidak tahu bahwa Mbah akan secara tiba-tiba dan tak terduga mencari kamu, sehingga kamu tidak ada di tempat.  Contoh lainnya, ketika kita dihadapkan pada kematian. Kita tidak tahu kapan datangnya kematian. Dengan cara apa kematian kita itu, juga kita tidak tahu. Apakah mati karena kecelakaan, mati karena dibunuh, atau mati karena lainnya, kita sama sekali tidak tahu. Jelas ya contohnya?......hehehe"

"Ya, Mbah, jelas sekali contohnya"

Semua penjelasan dan contoh dari Mbah tentang dihadapkan dan menghadapi, telah diuraikan oleh Mbah dengan sangat jelas. Tinggal bagaimana saya harus menyikapinya terutama yang terkait dengan "dihadapkan" agar dalam perjalanan hidup saya sekarang sampai akhir nanti bisa selamat dan husnul khatimah.

(wong aneh-bab dihadapkan dan menghadapi, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Wong Aneh-Bab Dihadapkan dan Menghadapi. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun