Sekelebat Cerpen | Pak Untung
Pak Untung kegiatan sehari-harinya sebagai pedagang sembako di Pasar Pucang.
Pak Untung, nama aslinya Sokran. Orang dekatnya kalau memanggil Pak Haji Sokran. Kenapa dia sampai punya nama panggilan Pak Untung, karena dia punya prinsip yang unik. Prinsip tersebut tidak sekedar prinsip tapi secara konsisten dia terapkan dalam praktek berdagangnya. Prinsip apakah itu?
Prinsip pertama, dia memiliki pantangan untuk mengambil keuntungan yang melebihi dari 50%, Â walaupun ada kesempatan tetap tidak akan diambilnya.
Prinsip kedua, mengacu pada prinsip pertama, dia tak pernah memasang harga eceran tertinggi. Dia berupaya memberikan harga eceran terendah.
Ketika ditanya kenapa Pak Untung tidak menggunakan prinsip mengambil keuntungan sebesar-besarnya? Dia menjawab, kasihan pembelinya, uangnya cepat terkuras habis kalau para pedagangnya rakus keuntungan.
Ketika ditanya lagi, apakah dia tak ingin usaha dagangnya itu untung sangat besar?
Dia menjawab, ingin untung sangat besar. Â
Nah, mulai dari jawaban inilah keunikan prinsip Pak Untung mulai dikorek. Unik karena sekilas nampak kontradiktif atau tak sinkron antara jawabannya barusan dengan jawaban sebelumnya. Jawaban sebelumnya, dia pasang harga eceran terendah dan pantang mengambil keuntungan lebih dari 50%, alasannya kasihan pembelinya. Sedangkan ketika ditanya apakah dia tak ingin usaha dagangnya itu untung sangat besar? jawabannya barusan adalah ingin untung sangat besar. Bukankah itu bukti kontradiktif atau ada ketidaksinkronan yang sangat berlawanan?
Bagaimana mungkin Pak Untung bisa punya peluang untung besar, jika pantang untuk mengambil kesempatan untung yang melebihi dari 50%? Demikian juga, bagaimana mungkin Pak Untung bisa punya peluang untung besar, jika harga yang dipasang adalah harga eceran terendah?
Ketika Pak Untung ditunjukkan atau tepatnya diingatkan bahwa ada yang tidak logis atau sederet nama lainnya yang menunjukkan tidak logis yaitu kontradiktif, tidak sinkron, saling conflicting, maka Pak Untung menjawab dengan entengnya kepada orang yang menunjukkan tersebut. Apa jawaban enteng Pak Untung?
Pak Untung menjawab, tergantung definisinya. Definisi apakah itu?
Definisi tentang Untung. Kemudian orang tadi meminta Pak Untung untuk menjelaskan definisinya tersebut.
Pak Untung lantas menjelaskan bahwa menurut dia, laba itu berbeda dengan untung. Jika dia tidak menggunakan prinsip pertama dan prinsip kedua, maka dia sangat berpeluang mendapatkan laba yang sangat besar. Laba dalam arti uang yang berhasil dikumpulkan atau dimiliki bisa menjadi sangat banyak sesuai dengan jumlah laba yang dihasilkannya tersebut. Tapi dia akan kehilangan kesempatan untuk untung sangat besar. Loh kok bisa?
Jawab dia, karena hidupnya menjadi tidak beruntung akibat terlalu menguras habis daya beli para pembelinya. Hidupnya seperti musuh dalam selimut para pembelinya jika dia selalu tega mengambil kesempatan yang menyebabkan kesempitannya para pembeli atau para pelanggannya. Dia menambahkan lagi penjelasannya bahwa sejumlah uang yang dikumpulkan dari laba, ruang lingkupnya hanya sebatas di dunia, sedangkan kebaikan yang dikumpulkan dari penggunaan prinsip untung, ruang lingkupnya dunia dan akhirat.
(pak untung, 2024)
Pak Untung atau Sokran, bukan nama sebenarnya.
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Pak Untung. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Kepatihan Rawa (3)
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Kepatihan Rawa (4)
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Kepatihan Rawa (5)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!