Sekelebat Cerpen | Mat Sapingi
Sejak tanpa dia hidupnya Mat Sapingi jadi praktis. Tadinya kalau mau keluar rumah harus ngasih tahu dia dulu. Sekarang tidak perlu ngasih tahu dulu.
Dia memang ditugasi oleh anak-anak Mat Sapingi untuk menjaga bapaknya yang sudah lansia. Karena pernah kejadian Mat Sapingi pergi tak bisa kembali. Muter-muter tak ketemu-ketemu alamat rumahnya sendiri, sampai diantarkan pulang Pak Polisi. Kejadian itu sebenarnya sudah berkali-kali, Mat Sapingi lupa alamat sendiri. Cuma, kebanyakan diantarkan warga setempat. Nah yang kemarin itu sempat menggegerkan orang sekampung karena diantar Pak Polisi. Orang pada mengira kalau Mat Sapingi telah bikin gara-gara. Melihat banyak orang yang mengkhawatirkan dia, eh, malah Mat Sapingi justru ketawa-ketiwi saja.
Dari banyak sekali kejadian yang gagal dia cegah, ditambah ketidakpatuhan Mat Sapingi untuk lapor memberitahu kalau mau keluar rumah, padahal kalau ngasih tahu akan dia temani ke manapun perginya. Sehingga dia akhirnya keluar dari pekerjaan menjaga Mat Sapingi.
Sejak tanpa dia hidupnya Mat Sapingi lebih praktis.Tadinya kalau mau makan kudu lapor dulu kepadanya. Kini Mat Sapingi bebas sesukanya.
Dia yang ini beda dengan dia yang pertama. Kalau dia yang ini, khusus ditugasi oleh anak-anak Mat Sapingi untuk menjaga pola makan Mat Sapingi agar tidak melanggar larangan dokternya. Di antaranya, tidak boleh makan bebek goreng dan buah duren. Kalau dua makanan tersebut dilanggar hampir dipastikan klenger atau pingsan.
Mat Sapingi pun mengatur siasat curi-curi kelengahan penjaganya. Dengan kemampuannya menggunakan aplikasi, Mat Sapingi bolak-balik pesan bebek goreng yang akhirnya menyebabkan Mat Sapingi harus dilarikan ke rumah sakit. Warga sekitarpun geger lagi karena ada ambulan yang membawa Mat Sapingi dengan bunyi sirine yang keras sekali. Sesuai persangkaan warga jika semakin keras sirine menunjukkan sakitnya juga semakin keras. Kali ini Mat Sapingi tidak bisa ketawa-ketiwi seperti yang lalu, karena dia berbaring koma.
Akibat selanjutnya dan bisa dipastikan yaitu penjaga tersebut dipecat.
Sejak tanpa dia hidupnya Mat Sapingi sangat praktis. Tadinya kalau mau begadang musti bilang dulu ke dia. Mulai saat ini, begadang kapanpun bebas.
Dia yang ini beda dengan dia yang pertama dan yang kedua. Dia yang ini khusus ditugasi oleh anak-anak Mat Sapingi mengurus pola jam tidur Mat Sapingi.
Dia pun gagal mengurus pola jam tidur Mat Sapingi. Penyebabnya gara-gara Mat Sapingi tidak mau dilarang minum kopi. Setiap hari, pagi siang sore petang dan malam hari, Mat Sapingi selalu minum kopi, sehingga pola tidurnya jadi terganggu. Lebih banyak begadangnya daripada tidurnya. Dia sebagai penjaga Mat Sapingi akhirnya sama-sama juga kurang tidur yang berujung sama-sama sakit. Dia kemudian mengundurkan diri dengan alasan gajinya habis bahkan kurang untuk membiayai sakitnya. Â Nah, mendengar penjaganya mengundurkan diri, Mat Sapingi riang gembira sekali, bebas minum kopi, begadang setiap hari.
Lalu upaya apa lagi yang harus dilakukan oleh anak-anak Mat Sapingi yang oleh karena kesibukan bisnisnya, mereka tak bisa merawat langsung bapak kandungnya?
(mat sapingi, 2024)
Mat Sapingi, bukan nama sebenarnya.
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Mat Sapingi. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Kepatihan Rawa (1)
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Kepatihan Rawa (2)
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Kepatihan Rawa (3)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!