Sekelebat Cerpen | Pamitan Indah
Indah datang bersama Mas Toni ke Bandung untuk menyelesaikan urusan pengunduran diri dari perusahaan dan rumah cicilannya.
Semua cicilan yang sudah dibayar dari Mas Bambang dihadiahkan sebagai kado pernikahan Indah dan Mas Toni.
"Kalau itu dianggap sebagai kado pernikahan, Â bagi Indah itu terlalu besar, Mas Bambang" tanggapan Indah kepada Mas Bambang.
"Kalau Mas Bambang berkenan ngasih nomor rekeningnya, nanti segera aku transfer seluruh cicilan yang sudah Mas Bambang bayar" Mas Toni ikut memberikan tanggapan kepada Mas Bambang.
"Baiklah kalau Indah dan Mas Toni merasa keberatan atas pemberian kado tersebut, silahkan nanti uang tersebut bisa disumbangkan langsung atau bisa juga ditransfer ke nomor rekening panti asuhan anak-anak yatim piatu yang menurut Indah dan Mas Toni sangat membutuhkan dana"
Atas usulan Mas Bambang tersebut, Indah dan Mas Toni sangat setuju.
"Ya, Mas Bambang, Indah sangat setuju dengan usulan Mas Bambang tersebut", kata Indah kepada Mas Bambang.
"Aku juga sangat setuju, Mas Bambang" kata Mas Toni kepada Mas Bambang. Mas Toni se-iya dan sekata dengan yang diucapkan Indah kepada Mas Bambang.
"Alhamdulillah berarti kita bertiga sudah setuju semua" Mas Bambang bersyukur atas persetujuan mereka untuk menyerahkan dana cicilan dari Mas Bambang tersebut ke panti asuhan anak-anak yatim piatu.
Mereka kemudian saling berpamitan.
Indah dan Mas Toni rencananya tidak langsung pulang ke Pekalongan, tapi akan berbulan Madu dulu di Bandung, menikmati keindahan obyek wisata yang ada di Bumi Parahyangan. Sedangkan Mas Bambang akan menyelesaikan dulu urusannya dengan pihak perusahaan sebelum kepindahannya ke Surabaya atau sebelum kepulangannya ke Pasuruan.
Urusan Mas Bambang dengan Perusahaan ada beberapa pilihan yang bisa diambil oleh Mas Bambang. Atasan atau Bosnya Mas Bambang mempersilahkan Mas Bambang untuk menempati perusahaan cabangnya di Surabaya. Mas Bambang juga diperbolehkan merangkap kerja di Perusahaan Pak Liknya  di Surabaya sebagai Konsultan. Tentang rencana Mas Bambang untuk nyambi jadi dosen juga diperbolehkan asal Mas Bambang bisa mengatur waktunya.
Pihak perusahaan nampaknya tidak ingin kehilangan salah satu aset intelektual yang sangat andal, dengan cara memberikan pilihan yang benar-benar fleksibel bagi Mas Bambang. Tujuannya supaya Mas Bambang tidak jadi resign dari perusahaan.
(pamitan indah, 2024)
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Pamitan Indah. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Kecemburuan Indah
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Kemarahan Indah
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Peluang Indah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!