Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Langkah Ketiga Indah

5 April 2024   08:00 Diperbarui: 5 April 2024   08:01 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Langkah Ketiga Indah

Alhamdulillah, langkah pertama dan kedua sudah Indah laksanakan. Tinggal langkah ketiga yang belum Indah lakukan. Rencananya, Indah akan menyampaikan perubahan keputusan Indah ini langsung di rumah Bu Lik dan Pak Lik. Mudah-mudahan Bu Lik dan Pak Lik akan senang dan menyetujuinya. Apabila Bu Lik dan Pak Liknya setuju tentu tidak keberatan jika Indah meminta tolong untuk menyampaikan permintaan maaf Indah kepada pihak-pihak yang telah mendukung gugatan cerai Indah.

Rumah Bu Lik dan Pak Liknya jaraknya hanya beberapa rumah saja dengan rumah Indah.

Indah sudah sampai di rumah Bu Liknya dan kebetulan Pak Liknya juga ada di rumah.

Kepada Bu Lik dan Pak Liknya, Indah menceritakan tentang ketidaktegaannya kepada Ayah dan Ibunya Mas Toni. Juga diceritakan tentang mimpi Indah bertemu dengan Ibunya yang memberi pesan agar kembali ke Mas Toni.

Bu Lik dan Pak Liknya Indah mendengarkan semua yang diceritakan Indah sampai selesai tanpa menyela sedikitpun.

"Bagaimana pendapat Bu Lik dan Pak Lik terkait dengan yang sudah Indah ceritakan tadi?"

"Bu Lik tentu sangat senang sekali, In, kalau Indah kembali ke Mas Toni. Tapi bagaimana dengan mereka yang sudah dengan rela membela dan mendukung gugatan cerai Indah? Juga tentang tanggapan warga desa sini yang sudah mendengar tentang desakan gugatan cerai Indah sampai Mas Toni kalah menyerah menyetujui gugatan cerai Indah karena takut diancam hukuman penjara, apakah kamu nanti tidak malu, kalau mereka pada nyinyir sama kamu, In?"

Mendengar jawaban Bu Liknya tersebut, Indah terdiam sejenak, karena merasakan ada benarnya juga apa yang dikatakan Bu Liknya tersebut.

Melihat Indah terdiam, Pak Liknya segera ikut urun-rembug.

"Pak Lik juga sangat senang jika Indah kembali ke Mas Toni, karena keretakan hubungan antar dua keluarga besar bisa tersambung kembali. Asalkan Indah benar-benar atau sungguh-sungguh tidak berubah lagi ke selain Mas Toni, maka
urusan dengan pihak-pihak pendukungnya biar nanti Pak Lik dan Bu Lik akan mendatangi mereka satu per satu untuk memohon maaaf secara kekeluargaan atas perubahan keputusan Indah tersebut."

"Ya Pak Lik, Indah akan bersungguh-sungguh untuk kembali ke Mas Toni, tapi selama Mas Toni memenuhi janjinya untuk tidak melakukan KDRT lagi"

"Terus bagaimana Pak dengan suara-suara orang desa sini yang sudah terlanjur tahu tentang kasusnya Indah ini?" Bu Liknya Indah  bertanya kepada Pak Liknya Indah agar menjelaskan juga terkait kemungkinan munculnya suara-suara yang memojokkan Indah.

" Bu Likmu betul sekali, In. Pasti akan ada suara yang nyinyir kepada Indah. Itu sebagai risiko yang harus Indah hadapi dan terima. Pak Lik mohon, terhadap mereka Indah harus memaklumi dan jangan memusuhi. Pak Lik sarankan agar Indah sebaiknya tetap berbuat baik kepada mereka yang nyinyir tersebut".

"Inggih Pak Lik"

"Apakah ada lagi yang ingin Indah sampaikan kepada Bu Lik dan Pak Lik?"

"Terus bagaimana Pak Lik terkait urusan dengan pihak pengadilan nanti?"

"Pak Lik sarankan mumpung pihak pengadilan belum menyetujui gugatan cerai Indah maka Indah harus mencabut gugatan cerai tersebut di Pengadilan."

" Terkait dengan surat persetujuan gugatan cerai yang sudah ditandatangani Mas Toni maka Indah harus mengembalikan surat aslinya ke Mas Toni," Bu Liknya Indah menambahkan.

"Betul apa kata Bu Likmu tadi In. Dan lebih baik lagi jika Mas Toni mau menuliskan surat penolakan gugatan cerai tersebut,  sebagai kelengkapan putusan pengadilan atas surat pencabutan gugatan cerai dari Indah".

"Baik Pak Lik dan Bu Lik, akan segera Indah laksanakan saran-saran dari Pak Lik dan Bu Lik. Terima kasih ya Pak Lik dan Bu Lik sudah banyak membantu Indah. Semoga Allah SWT nanti yang membalas kebaikan Pak Lik dan Bu Lik"

"Aamiin..." Pak Liknya Indah mengamini.

"Jangan bilang begitu, In. Kita ini saudara ya sudah seharusnya saling menolong", Bu Liknya Indah menyanggah.

"Inggih, Bu Lik".

Alhamdulillah, Indah merasa sangat bersyukur sekali karena langkah ketiga Indah berhasil dilakukan dengan lancar. Bu Lik dan Pak Lik Indah senang atas rencana kembalinya Indah ke Mas Toni karena menurut pendapat Pak Lik Indah, dengan kembalinya Indah kepada Mas Toni, keretakan hubungan antar besan tersambung kembali.

(langkah ketiga indah, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Langkah Ketiga Indah. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun