Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Langkah Pertama Indah

3 April 2024   08:00 Diperbarui: 3 April 2024   08:27 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Langkah Pertama Indah

Dari sekian banyak hal yang telah dipikirkan Indah, akhirnya Indah memutuskan untuk sementara percaya pada pesan Ibunya yang telah beliau lewatkan melalui mimpi. Sebelum mengambil keputusan final untuk kembali hidup berumah tangga dengan Mas Toni, terlebih dahulu Indah akan membuktikan beberapa hal yang masih mengganjal di benaknya dan menjadi sumber kebimbangannya.

Pertama, Indah akan menanyakan kembali kepada Mas Toni, apakah betul dalam kondisi apapun tidak akan melakukan KDRT lagi.

Kedua, Indah akan menanyakan langsung ke Mas Bambang tentang pendapatnya jika seandainya Indah kembali ke Mas Toni demi memenuhi saran ibunya agar menolong Ayah dan Ibunya Mas Toni dari kehilangan harapan untuk punya cucu keturunannya karena Mas Toni hanya mau berumah tangga dengan Indah. Selain dengan Indah maka Mas Toni tetap bertekad tidak akan menikah lagi, karena cinta Mas Toni hanya kepada Indah saja.

Ketiga, Indah akan menyampaikan perubahan keputusan Indah untuk kembali ke Mas Toni kepada Bu Lik dan Pak Liknya serta akan meminta tolong Bu Lik dan Pak Liknya untuk menyampaikan permintaan maaf Indah kepada pihak-pihak yang telah mendukung gugatan cerai Indah.

Langkah pertama dan kedua akan Indah lakukan di luar rumah biar bebas. Rencananya Indah akan pinjam sepeda motornya Bu Lik buat jalan-jalan menyusuri pedesaan di kawasan perbukitan Doro dan Kajen sambil menikmati hawa segarnya perbukitan sekaligus menghilangkan kepenatan dari kebuntuan berpikir.

"Bu Lik, Indah boleh pinjam sepeda motornya ya Bu Lik?"

"Boleh, In. Mau ke mana In, Bu Lik antar saja yuk?"

"Nggak usah, Bu Lik. Indah ingin jalan-jalan sendiri, sudah lama Indah nggak pernah jalan-jalan ke Doro dan ke Kajen."

"Tapi jauh loh In, hati-hati ya In, lalu lintasnya sudah ramai sekarang, nggak kayak dulu waktu kamu SMA, In."

"Ya, Bu Lik, Indah akan hati-hati."

Rute pertama yang Indah ambil adalah rute ke Doro melewati Kedungwuni. Tujuannya sampai ke Jembatan Batu di perbukitan Doro, nama Jembatan Batu tersebut  pernah diabadikan dalam salah satu lirik lagu Ebiet G. Ade.  Di dekat jembatan batu tersebut rencananya nanti Indah akan membuka blokir nomor telpon Mas Toni dan akan menelepon Mas Toni.

Rute kedua yang akan Indah ambil adalah rute dari Doro turun menuju Kedungwuni kemudian belok mengambil arah ke Wonopringgo lalu diteruskan menuju perbukitan Kajen. Di Kajen inilah dulunya Ibunya Indah dilahirkan. Rencananya di Kajen tersebut, Indah akan menelepon Mas Bambang.

Alhamdulillah setelah melewati jalan menanjak dan berliku, akhirnya Indah sampai di Jembatan Batu. Indah kemudian mencari tempat yang nyaman buat nelpon. Blokir nomor telpon Mas Toni dibuka dan Indah melakukan proses panggilan telpon.

"Halo....ini Indah ya?"

"Ya, Mas Toni, ini Indah." Mas Toni ternyata masih menyimpan nomor telpon Indah.

"Ada apa In? apakah ada yang salah,  isi dari surat persetujuan yang saya buat itu, In? Kalau ada yang salah, saya siap mengeditnya lagi."

"Oh bukan itu, Mas, maksud Indah nelpon Mas Toni"

"Kalau begitu maafkan saya ya In, karena saya telah salah menebak...saya kira isi surat persetujuan tersebut ada yang salah."

"Maksudnya Indah begini, Mas Toni. Indah sampai sekarang jadi kepikiran gara-gara Ayahnya Mas Toni ngendiko (berkata) bahwa Mas Toni tak mau menikah selain dengan Indah. Jangan begitu dong Mas Toni, kasihan ayahnya Mas Toni, sampai minta ke Indah untuk mendoakan agar Mas Toni mau menikah dengan selain Indah"

"Itu hak saya untuk tidak menikah kecuali dengan Indah. Kalau tidak percaya, mari kuat-kuatan bukti, saksikan sampai mati pun, saya tak akan menikah lagi setelah proses perceraian ini, In. Perceraian yang sebenarnya tidak saya setujui. Saya setujui karena terus terang saya takut dan malu kalau sampai saya di penjara, In"

Indah dalam hatinya merasa senang dengan jawaban Mas Toni ini, karena dari jawaban ini, Indah bisa menyambungkan dengan janji Mas Toni untuk tidak melakukan KDRT lagi.

"Terus, apa betul Mas Toni bisa memenuhi janji tidak akan melakukan KDRT lagi jika Indah mau kembali ke Mas Toni?"

"Itu betul, In dan saya bersedia bersumpah dengan cara apapun In, sumpah pocong juga saya mau kalau Indah memang menginginkan begitu"

"Dalam kondisi apapun, tak akan melakukan KDRT lagi, Mas?"

"Dalam kondisi ditolak terus menerus pun saya tidak akan marah In karena saya takut kehilangan kamu, In. Akan saya tunggu sampai kamu benar-benar rela ikhlas mau menerima nafkah batin dari saya, In."

"Kalau memang betul janji Mas Toni begitu, akan Indah pertimbangkan lagi...tapi Indah nggak janji loh ya Mas ya"

"Ya In, akan saya tunggu kabar baik dari Indah."

"Sudah dulu telponnya ya Mas ya"

"Ya, In"

Langkah pertama sudah selesai Indah lakukan.

Langkah kedua, Indah akan menelpon Mas Bambang nanti setelah sampai di perbukitan Kajen.

(langkah pertama indah, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Langkah Pertama Indah. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun