Nano Puisi | Mudiknya Perasaan
ke manakah mudiknya perasaan
kalau bukan kepada kesejatian
kesejatian dari rasa memiliki
yang dititipkan ke diri pribadi
diri pribadi yang tinggi hati
kembali ke kerendahan hati
kapankah mudiknya perasaan ini
kalau bukan pada saat mawas diri
mawas diri atas perbuatan sehari-hari
yang dilakukan dengan tidak hati-hati
(mudiknya perasaan, 2024)
Puisi kedua dari sembilan rincian judul puisi tentang Mudik, khususnya tentang Mudiknya Perasaan. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Nano Puisi: Ujian Perasaan
Baca juga: Nano Puisi: Latar Perasaan
Baca juga: Nano Puisi: Menjawab dengan Perasaan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!