Sekelebat Cerpen | Keputusan Indah
Bu Lik Pekalongan, adik kandung dari ibu Indah (ibunya Indah). Untuk membedakan panggilan dengan Bu Lik yang dari Pasuruan, Bu Lik-nya Mas Bambang, maka Indah membahasakannya dengan nama Bu Lik Pekalongan.
Selama ini, terutama sejak Indah menjadi yatim piatu, Bu Lik Pekalonganlah yang punya perhatian besar terhadap permasalahan yang dialami Indah. Peran bantuan Bu Lik Pekalongan sangat besar dalam persoalan terakhir yang sedang dialami Indah, yang sangat menguras energi dan perasaan. Andaikan tanpa ada bantuan Bu Lik Pekalongan, mungkin Indah bisa jadi tak kuat menanggung beban mental. Bayangkan saja, pada saat itu Mas Bambang belum memastikan cintanya kepada Indah, sehingga satu-satunya orang yang banyak membantu Indah adalah Bu Lik Pekalongan. Kalau sekarang, Indah sudah punya Mas Bambang, maka persoalan sebesar apapun terasa sangat ringan bagi Indah dengan adanya cinta tulus dari Mas Bambang.
Bu Lik Pekalongan barusan nelpon Indah mengabarkan tentang perkembangan terakhir terkait respons Mas Toni terhadap penggalangan tandatangan dukungan gugatan cerai Indah kepada Mas Toni.
Kalau disimpulkan ada lima poin penting dari hasil pembicaraan Indah dengan Bu Lik Pekalongan. Pertama, Mas Toni kaget, mungkin tidak menyangka ketika membaca surat pernyataan dukungan terdapat begitu banyaknya tandatangan yang mendukung Indah. Kedua, Mas Toni keder (ketakutan) ketika membaca ancaman pemidanaan KDRT yang telah dilakukan Mas Toni kepada Indah dengan ancaman tuntutan hukuman penjara. Ketiga, Mas Toni menyerah dan berjanji akan segera menuliskan persetujuan gugatan cerai Indah. Keempat, Mas Toni memohon agar surat dukungan tersebut distop jangan sampai diteruskan ke Pengadilan. Terakhir, kelima, Mas Toni memohon dengan sangat agar Indah sudi menemuinya yang terakhir kali dengan tujuan untuk meminta maaf secara tulus kepada Indah sekaligus Mas Toni juga ingin menyerahkan surat persetujuannya tersebut langsung kepada Indah.
Di akhir telponnya, Indah mengatakan kepada Bu Liknya bahwa Indah akan meminta pendapat dulu dari Mas Bambang terkait permintaan Mas Toni tersebut.
Kemudian Bu Lik Pekalongan menyampaikan pesan bahwa nanti kalau Indah setuju maupun tidak setuju harap memberitahukan hasil keputusan Indah tersebut kepada Bu Lik. Supaya langsung terdokumentasi dalam bentuk tulisan, Bu Lik menyarankan agar disampaikan via WA saja. Indah pun berjanji akan mengirimkan pesan WA kepada Bu Liknya setelah mempertimbangkan pendapat Mas Bambang.
"Mas?...sudah bubuk (tidur) ya Mas Bambang cintaku?" Indah mengirim pesan WA ke Mas Bambang sambil ngecek apakah Mas Bambang sudah tidur atau belum.
"Belum, In"
"Alhamdulillah kalau begitu Mas Bambang...Ini ada kabar penting dari Bu Lik Pekalongan"
"Saya telpon saja ya, In biar nggak menulis?"
"WA saja Mas, karena sudah larut malam biar nggak mengganggu tetangga kamar"
"Ok via WA, In...kabar penting apa ya, In?"
"Ada 5 poin penting...tunggu ya Mas Bambang akan Indah tuliskan dan kirimkan satu persatu poin-poin penting tersebut di WA ini, setelah itu tolong Mas Bambang kasih pendapat ya mas ya?"
"Siap!"
"Pertama, Mas Toni kaget, mungkin tidak menyangka ketika membaca surat pernyataan dukungan terdapat begitu banyaknya tandatangan yang mendukung Indah."
"Kedua, Mas Toni keder (ketakutan) ketika membaca ancaman pemidanaan KDRT yang telah dilakukan Mas Toni kepada Indah dengan ancaman tuntutan hukuman penjara."
"Ketiga, Mas Toni menyerah dan berjanji akan segera menuliskan persetujuan gugatan cerai Indah."
"Keempat, Mas Toni memohon agar surat dukungan tersebut distop jangan sampai diteruskan ke Pengadilan."
"Terakhir, kelima, Mas Toni memohon dengan sangat agar Indah sudi menemuinya yang terakhir kali dengan tujuan untuk meminta maaf secara tulus kepada Indah sekaligus Mas Toni juga ingin menyerahkan surat persetujuannya tersebut langsung kepada Indah."
"Sebentar ya In ya, saya baca dahulu dengan cermat...ditunggu ya In?"
"Ya, Mas Bambang, Indah tunggu"
Setelah ditunggu kurang lebih 10 menit, ada balasan WA dari Mas Bambang,
"Terkait permintaannya Mas Toni saya setuju, In....kasihan, In..mengalah sedikit gak apa-apa kan, In?"
"Ya Mas, Indah gak apa-apa asal Mas Bambang sudah setuju atau mengijinkan Indah untuk menemui Mas Toni sambil ngambil surat persetujuan Mas Toni atas gugatan cerai Indah"
"Alhamdulillah, In....semoga betul apa yang telah dijanjikan Mas Toni tersebut"
"Iya Mas Bambang, semoga Mas Toni menepati janjinya"
"Nanti ke Pekalongannya sendirian atau perlu saya dampingi, In?"
"Tidak usah, Mas Bambang, biar Indah saja sama saudara-saudara Pekalongan yang mendampingi Indah. Bagi-bagi tugas, Mas Bambang fokus menyelesaikan pekerjaan Mas Bambang saja. Setuju ya Mas Bambang?"
"Iya In, Ok saya setuju"
"Alhamdulullah, terima kasih ya Mas Bambang...Indah pamit bubuk dulu ya Mas ya..Indah cinta banget sama Mas Bambang....daaaa..."
"Alhamdulillah, terima kasih sama-sama, In....saya juga cinta banget sama Indah...daaaa".
Sebelum Indah berangkat tidur, Indah menyempatkan mengirimkan pesan WA kepada Bu Lik Pekalongan yang menyatakan bahwa Mas Bambang sudah setuju dan rencananya hari Sabtu depan Indah segera pulang ke Pekalongan, dengan tambahan catatan: Mas Bambang tidak ikut.
(keputusan indah, 2024)
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Keputusan Indah. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Pernikahan Kedua Indah
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Pengorbanan Indah
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Kecemburuan Indah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!