Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Kecemburuan Indah

23 Maret 2024   08:00 Diperbarui: 23 Maret 2024   08:05 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Kecemburuan Indah

Sejak awal berhubungan dengan Indah, saya dan Indah sama-sama menyepakati prinsip transparansi. Saya tidak menggunakan istilah prinsip keterbukaan karena bisa memiliki tafsir negatif. Transparansi dalam arti tidak ada dusta di antara kami. Tidak ada informasi yang kami rahasiakan atau kami sembunyikan.

Wujud dari prinsip transparansi itu diantaranya berkaitan dengan pertama,  hape saya dan hape Indah. Indah boleh membuka seluruh isi informasi yang ada di hape saya, demikian pula sebaliknya, hape Indah boleh saya buka isi informasi di dalamnya.

Terkait dengan hape, saya tidak pernah menghapus data yang berisi percakapan, foto-foto, maupun klip video, kecuali karena loadnya sudah penuh. Seandainya menghapus pun saya akan meminta tolong Indah untuk menghapuskannya, dengan tujuan supaya tidak dicurigai sebagai penghilangan barang bukti perselingkuhan. Indah pun mengimbanginya dengan cara yang sama apabila Indah ingin menghapus file miliknya selalu atas sepengetahuan saya.

Kedua, teman-teman Indah dan teman-teman saya. Khususnya teman lain jenis, baik itu teman sekantor atau teman lainnya. Saya diperbolehkan menanyakan tentang sejauh mana hubungan Indah dengan teman-temannya tersebut, demikian pula Indah saya perbolehkan menanyakan hal yang sama tentang hubungan saya dengan teman-teman saya.

Dan yang ketiga, apabila ada masalah, harus mau dan rela dibicarakan bersama kecuali masalah yang sudah kami sepakati sebagai masalah pribadi atau privasi.

"Mas Bambang, siapa sih Ikhe atau Mbak Ikhe itu?"

"Teman satu Tim Proyek di Kantor saya, In." Saya jawab singkat.

"Tapi kok isi percakapan WA dengan Mas Bambang sampai tengah malam, dan sering sekali hampir setiap malam hari."

"Iya, In....karena ada proyek pengembangan produk baru, Mbak Ikhe diberi tanggung jawab menyusun RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Belanja), sehingga harus sering  menanyakan hal-hal yang bersifat rincian teknis dari desain produk baru tersebut ke saya, In".  Saya jawab apa adanya sesuai tugasnya Mbak Ikhe dalam Tim Proyek tersebut. Saya biasa memanggilnya Mbak Ikhe, karena memang dari usia beliau lebih tua daripada usia saya.

"Apa nggak bisa diselesaikan di jam kantor, Mas Bambang, kok sampai malam-malam segala ngerjakannya?"

"Sesuai perintah Bos, In. Bos ngasih perintah agar dalam waktu yang sesingkat-singkatnya selesai, sehingga time to market dari produk baru tersebut tidak keduluan produk pesaing," Saya jawab agak panjang agar Indah bisa menerima alasan saya kenapa harus sering berkomunikasi sampai lembur malam dengan Mbak Ikhe.

"O begitu ya Mas Bambang?"

"Iya, In."

"Tapi kalau boleh Indah ngasih saran, Mas Bambang sebaiknya harus berhati-hati."

Jawaban Indah ini membuat saya agak kaget dan ingin tahu kenapa saya harus berhati-hati.

"Menurut saya selama ini Mbak Ikhe biasa-biasa saja. Mbak Ikhe dalam diskusi selalu fokus membicarakan tentang pekerjaan kok, In."

"Mas Bambang saja mungkin yang kurang peka"

Sampai di sini, saya mulai mikir dan mengingat-ingat. Hasilnya tetap saya belum menemukan seperti yang dikhawatirkan Indah.

Kemudian Indah melanjutkan lagi setelah melihat saya diam memikirkan perkataan Indah.

"Mas Bambang harus berhati-hati karena ada informasi yang disampaikan ke Indah bahwa Mbak Ikhe sedang mencari pengganti dari suami yang telah menceraikannya."

"Jangan suudzon begitu, In, kasihan Mbak Ikhe kalau dituduh seperti itu"

"Indah hanya sekedar mengingatkan Mas Bambang saja, mumpung belum kejadian. Sekarang mungkin memang belum dirasakan tanda-tanda pendekatan Mbak Ikhe  ke Mas Bambang."

"Terima kasih ya, In, sudah mau mengingatkan saya"

"Biar Mas Bambang yakin, silahkan Mas Bambang ngecek ke teman lain satu Tim, apakah Mbak Ikhe juga se-intensif itu dalam berkomunikasi."

"Iya, In, akan saya tanyakan ke teman saya satu Tim,"

Saya merasakan ada benarnya juga saran Indah tersebut agar tak ada masalah yang bisa menyebabkan retaknya hubungan saya dan Indah.

"Maafkan Indah ya Mas Bambang, terus terang Indah sangat cemburu, karena Indah sangat mencintai Mas Bambang."

Dengan permohonan maaf Indah, menjadikan kecemburuan Indah benar-benar Indah. Alasan cinta Indah yang sangat besar kepada saya membuat saya memaklumi kecemburuannya itu dan sekaligus mengingatkan saya agar berhati-hati demi menjaga keutuhan cinta antara saya dan Indah.

(kecemburuan indah, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Kecemburuan Indah. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun