Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Kepatihan Rawa (5)

17 Februari 2024   10:00 Diperbarui: 17 Februari 2024   15:01 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekelebat Cerpen | Kepatihan Rawa (5)

Masyarakat Yamuk yang biasanya adem, ayem, dan tentrem, kini mulai ada keresahan yang hampir merata terjadi hingga ke sudut-sudut wilayah Kepatihan Rawa.

Penyebabnya tak lain adalah jumlah populasi beberapa jenis suku Yamuk yang mendekati kepunahan.

Akar dari penyebab masalah keresahan ini adalah proses pembauran antar suku yang  telah berhasil dilaksanakan secara menyeluruh, terus menerus dan cepat. Jumlah populasi galur murni untuk suku Yamuk Udara berkurang 10% setiap bulannya. Sedangkan untuk suku Yamuk Air berkurang 8% setiap bulannya. Berkurangnya populasi galur murni untuk suku Yamuk Udara Air  hampir sama dengan suku Yamuk Darat yaitu 6% setiap bulannya.

Suku Yamuk Darat Udara,  kecepatan penurunan populasi galur murninya sebesar 4%. Suku Yamuk Darat Air penurunan jumlah populasi galur murninya sebesar 2% setiap bulannya. Sedangkan yang mengejutkan adalah untuk galur murni suku Yamuk Darat Udara Air justru meningkat 20% perbulannya sebanding dengan peningkatan jumlah populasi hasil pembaurannya.

Berdasarkan data tersebut, sungguh sangat masuk akal jika proses pembauran tetap dilanjutkan maka Suku Yamuk Udara akan punah paling cepat seiring dengan besarnya laju penurunan jumlah populasi galur murni. Sedangkan Suku Yamuk Darat Udara Air tidak akan mengalami kepunahan dan justru akan menjadi satu-satunya jenis suku Yamuk yang menghuni wilayah Kepatihan Rawa ini.

Keresahan yang sudah terjadi secara menyeluruh ini kemudian dilaporkan ke Patih Yamuk. Dengan paparan penjelasan data tadi, Patih Yamuk  mengerti dan langsung menindaklanjuti dengan mengadakan rapat akbar di Rawabening.

Rapat mendadak ini bisa cepat dilaksanakan karena jalur komunikasi antar anggota masyarakat suku Yamuk sudah tertata dengan sangat baik.

Hanya dalam hitungan kurang dari setengah jam, semuanya sudah berkumpul di Rawabening.

Agenda rapat akbar hanya satu yaitu memutuskan, apakah program pembauran antar Suku Yamuk tetap dilanjutkan atau dihentikan.

Patih Yamuk kemudian menjelaskan tentang untung ruginya opsi tersebut. Keuntungan jika program pembauran ini dilanjutkan adalah lahirnya generasi Yamuk yang memiliki rata-rata umur hidup lebih lama dari generasi pendahulunya, dengan memiliki kemampuan bisa menempati ruang hidup yang lebih banyak dari sebelumnya. Sedangkan kerugiannya adalah 6 dari 7 jenis suku Yamuk yang ada akan punah. Tinggal satu jenis saja yaitu Suku Yamuk Darat Air Udara.

Namun jika program pembauran antar suku Yamuk ini dihentikan, keuntungannya tidak terjadi kepunahan untuk semua jenis suku Yamuk, namun kerugiannya tidak ada peningkatan umur hidup dan ruang hidup.

Sehabis memaparkan penjelasan tentang untung ruginya program pembauran ini, kemudian Patih Yamuk bertanya pada masing-masihg kepala suku Yamuk, " Saudara-saudara pilih melanjutkan atau menghentikan program pembauran ini?".

" Jika saudara-saudara pilih melanjutkan walaupun harus berkorban kepunahan saudara-saudara akan dikenang sebagai pahlawan bagi generasi Yamuk  hasil pembauran. Karena dengan pengorbanan sudara-saudara, keturunan kita bisa menikmati umur yang lebih lama dan bisa menikmati ruang hidup yang lebih banyak," Patih Yamuk  mencoba meyakinkan sebelum mereka memutuskan untuk memilih dilanjutkan atau dihentikan.

Ternyata penjelasan terakhir tadi ditanggapi dengan sikap yang bijaksana oleh semua suku Yamuk. Mereka sepakat memilih program permbauran antar suku Yamuk tetap dilanjutkan demi lahirnya generasi penerus yang lebih baik.

Sebagai bentuk pengharagaan Patih Yamuk kepada semua suku Yamuk yang akan perlahan-lahan mengalami kepunahan, maka nantinya akan didirikan monumen atau tugu  di dua tempat yaitu di Rawamas  dan di Rawabening. Dua tugu tersebut akan dihiasi dengan tulisan yang isinya menceritakan tentang pengorbanan yang besar dari 6 jenis Suku Yamuk yang dengan sangat bijaksana telah merelakan kepunahannya demi generasi penerus yang lebih baik.

 

Nah, silahkan dikaji jika ternyata pembauran ini memiliki kelemahan  dari sisi penurunan kecerdasan generasi penerus, yang jauh di bawah kecerdasan galur murninya, apakah program pembauran ini akan dihentikan walaupun dari sisi umur hidup dan jumlah ruang hidupnya telah terjadi peningkatan?

TAMAT

(kepatihan rawa (5), 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Kepatihan Rawa (5). Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun