Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelebat Cerpen: Kepatihan Rawa (4)

16 Februari 2024   18:00 Diperbarui: 16 Februari 2024   18:06 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen pribadi 

Sekelebat Cerpen | Kepatihan Rawa (4)

Begitu rapat akbar selesai digelar, keputusan hasil rapat langsung dilaksanakan oleh seluruh Suku Yamuk. Dimulai dari keluarga Patih Yamuk dan keluarga para kepala suku sebagai bentuk keteladanan sebagai pemimpin, kemudian diikuti oleh seluruh masyarakat Yamuk.

Prinsip interaksi sosial di Kepatihan Rawa ini bersifat kesetaraan pada semua lapisan golongan. Tidak ada perbedaan perlakuan untuk para pemimpinnya dan rakyatnya. Hal itu diperkuat lagi dengan prinsip gotong royong.

Keputusan rapat untuk melakukan pembauran antar suku Yamuk memiliki dua tujuan yang saling menunjang. Tujuan pertama, meningkatkan rata-rata umur hidup masyarakat Yamuk. Tujuan kedua, untuk meningkatkan jumlah ruang hidup yang melebihi jumlah ruang hidup yang ditempatinya. Contoh, bagi Suku Yamuk yang hanya memiliki 1 ruang hidup harus dibantu untuk ditingkatkan menjadi 2 atau 3  ruang hidup. Terdapat 3 jenis ruang hidup yang bisa dijadikan sebagai target peningkatan yaitu ruang hidup di darat, air, dan di udara.

Tindak lanjut pembauran tersebut telah dilaksanakan oleh Sojik putra dari kepala suku Yamuk Udara dan Menik putri dari kepala suku Yamuk Darat, dengan harapan nanti keturunannya dapat hidup di udara dan di darat. Dengan rata-rata umur hidup yang sebelumnya hanya 1 bulan bagi suku Yamuk Udara dan 3 bulan bagi suku Yamuk Darat. Dengan pembauran tersebut kelak keturunannya akan memiliki rata-rata umur hidup 4 bulan. Terjadi peningkatan 3 bulan bagi suku Yamuk Udara, dan terjadi peningkatan 1 bulan bagi suku Yamuk Darat.

Sebenarnya kalau bisa memilihkan, Sojik akan dikawinkan dengan putri kepala suku Yamuk Darat Udara Air agar kelak keturunannya memiliki ruang hidup di darat, di udara , dan di air, dengan rata-rata umur hidup menjadi 6 bulan.

 

Sama dengan keinginan orang tua Menik, kalau bisa memilihkan ingin juga agar putrinya tersebut  dikawinkan dengan putra kepala suku Yamuk Darat Udara Air,  sehingga keturunannya kelak bisa bertambah rata-rata umur hidupnya menjadi 6 bulan dengan kemampuan hidup bisa di darat, di air dan di udara.

Ternyata untuk masyarakat bawah juga punya keinginan demikian, akibatnya Suku Yamuk Darat Udara Air menjadi suku idaman bagi suku-suku yang lainnya. Sedangkan suku Yamuk Udara menjadi suku pilihan terakhir pasangan pembauran dan harus dibantu oleh kebersediaan suku-suku lainnya untuk berbaur.

Nah, silahkan diprediksi, Suku Yamuk yang mana yang akan punah lebih dahulu sebelum punahnya suku-suku Yamuk yang lainnya?.

Silahkan juga diprediksi, Suku Yamuk yang mana yang akhirnya akan menjadi satu-satunya suku Yamuk yang mendiami Kepatihan Rawa ini?

Seandainya nanti tentang persoalan kepunahan ini dirapatkan bersama Patih Yamuk beserta seluruh jenis suku Yamuk, relakah mereka berkorban kepunahan galur murni, demi menghasilkan keturunan yang lebih baik, yaitu rata-rata umur hidup keturunannya meningkat lebih lama, dan jumlah ruang hidupnya juga meningkat lebih banyak?

(kepatihan rawa (4), 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Kepatihan Rawa (4). Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun