Sekelebat Cerpen | 33 Putaran (1)
"Ton, kucing saya ini hebat," Doni sambil menunjuk kucing kecil warna putih salju.
"Loh, apanya yang hebat, Don?," Afton ingin tahu hebatnya kucing Doni.
" Setiap kali saya buang, di manapun pasti kembali pulang, Ton."
"Ah mosok (betulkah) ?"
"Iya, sueerrr (swear/sumpah) betul Ton!," dengan nada agak tinggi, Doni mencoba meyakinkan Afton.
" Mau sueerr berapa kali pun, saya tetap nggak percaya, Don."
Dua sahabat karib sesama penggemar kucing ini nampak masih asyik dan kadang nampak tegang seperti sedang bertengkar ketika mereka memperdebatkan tentang kehebatan kucingnya Doni yang selalu bisa kembali meskipun dibuang kemanapun. Sementara Afton tidak percaya.
" Boleh saya yang membuang?," tantang Afton kepada Doni.
" Ntar bukan kamu buang tapi kamu bunuh, Ton.. kalau seperti itu ya pasti saja kucing saya nggak bisa pulang kembali, Ton," Doni merasa kuatir dan ganti sekarang dia yang tidak percaya sama Afton.
"La terus bagaimana caranya supaya kamu percaya bahwa kucingmu benar-benar telah saya buang dan tidak saya bunuh, Don?"
"Caranya, saya harus ikut, Ton."
"Oke, dil (deal tanda setuju)."
Kemudian mereka nampak sedang memperbincangkan tentang rincian teknis tentang kapan dan akan kemana, naik apa, bareng atau sendiri-sendiri untuk menuju tempat pembuangan, dan seterusnya dan seterusnya.
(33 putaran (1), 2024)
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang 33 Putaran (1). Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Sekelebat Cerpen: Tidak (1)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!