Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelebat Cerpen: Pada Awalnya Bejo (11)

20 November 2023   01:00 Diperbarui: 20 November 2023   01:11 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin) 

Sekelebat Cerpen | Pada Awalnya Bejo (11)

Hari ini, Jenazahnya diberangkatkan menuju pemakaman Segoropuro, diiringingi kelima anak laki-lakinya. Tak ada pembicaraan di antara mereka. Iringan pertama Bejo bersama Khusnul Khotimah (Istrinya), kemudian di belakang Bejo, Untung bersama Sugeng, dan pada barisan paling belakang Bagiyo, dan Syukur. Tidak ada yang mengatur, semua terjadi seperti "kebetulan".

Pengiring jenazah Pak Slamet sangat banyak. Tak hanya dari warga sekitar Karangketug, juga dari rombongan Pondok Pesantren.

Sebenarnya, jenazah bisa dimakamkan kemarin, namun atas permintaan Untung dan Sugeng, jenazah ayahnya dimakamkan hari ini, demi menunggu kedatangan kakaknya (Bejo) dan kedua adiknya (Bagiyo dan Syukur).

Pak Slamet meninggal saat menjalankan sholat tahajud di dalam masjid disaksikan oleh kedua anaknya yaitu Untung dan Sugeng. 

Pada hari-hari biasa, Untung dan Sugeng jarang menemani ayahnya sholat tahajud di masjid. Mereka berdua lebih suka berkeliling ziarah ke makam para wali. Tapi entah karena apa, mereka seperti mendapatkan firasat sehingga memutuskan untuk menemani ayahnya sholat tahajud di masjid. 

Ayahnya sangat senang sekali ketika Untung dan Sugeng menemaninya. Bertiga mereka khusuk sekali dalam beribadah sholat dan berdoa. 

Untung dan Sugeng baru menyadari kalau ayahnya meninggal setelah melihat sujud ayahnya lama sekali dan tak ada gerakan lagi setelah bersujud. 

Untung dan Sugeng benar-benar merasa bersyukur sekali diberikan "keajaiban" bisa mendampingi ayahnya di saat-saat terakhir kehidupan ayahnya, yang diakhiri dengan cara yang mulia sekali, yaitu meninggal dalam keadaan sedang menjalankan sholat tahajud.

(pada awalnya bejo (11), 2023)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sederhana untuk menceritakan tentang Pada Awalnya Bejo (11). Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun