Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang BERMULA. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ========================================== Puji Tuhan atas IDE yang Engkau alirkan DERAS ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelebat Cerpen: Pada Awalnya Bejo (4)

4 Oktober 2023   15:10 Diperbarui: 4 Oktober 2023   15:17 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin) 

Sekelebat Cerpen: Pada Awalnya Bejo (4)

Bukannya tidak adil dalam memperhatikan adik-adiknya yang berjumlah empat. Bukan pilih kasih apabila Bejo lebih sering mendampingi adik bungsunya yang bernama Syukur. Demikian pula Syukur, yang jarang bersama kakaknya Untung, Sugeng, dan Bagiyo, bukan karena tidak suka atau jarang diajak bersama mereka, tapi semata-mata karena kesesuaian waktu dan adanya keperluan tertentu yang menjadikan Syukur lebih sering bertemu Bejo.  Sedangkan Untung, Sugeng, dan Bagiyo kemana-mana hampir selalu bertiga.

Pola kebersamaan antara adik kakak yang terbelah dua ini tidak diketahui oleh Pak Slamet dan Ibu Wilujeng. Pak Slamet dan Ibu Wilujeng juga tidak pernah menerima laporan dari Bejo tentang hal tersebut. Memang selama ini, tidak ada hal yang mengkhawatirkan tentang anak-anak mereka. Semuanya tidak pernah berselisih atau bertengkar alias rukun-rukun saja. Untung, Sugeng, dan Bagiyo juga tidak pernah protes atau tepatnya tidak pernah mempertanyakan mengapa Bejo jarang ikut berada di tengah-tengah mereka. Untung, Sugeng, dan Bagiyo juga tidak pernah mempertanyakan mengapa adik bungsunya tidak pernah ikut bermain bersama mereka. Semua pola kebersamaan itu mereka anggap berlangsung secara alamiah, apa adanya, tidak direkayasa. Sehingga tidak ada prasangka yang macam-macam. Tidak ada benci, tidak ada ketidaksukaan diantara mereka, yang ada adalah fakta dan bukti bahwa Bejo lebih sering bersama Syukur, sedangkan Untung, Sugeng, dan Bagiyo lebih sering bersama bertiga tanpa Bejo dan atau Syukur.

Secara sepintas apabila dicermati dari sudut pandang orang luar, di keluarga Pak Slamet malah telah terbentuk bukan dua pola, tetapi tiga pola kebersamaan. Pertama, pola kebersamaan Pak Slamet dan Ibu Wilujeng yang jarang bersama dengan kelima anaknya. Kedua, pola kebersamaan Bejo dan Syukur yang jarang bersama Untung, Sugeng, dan Bagiyo. Ketiga, pola kebersamaan tiga serangkai Untung, Sugeng, dan Bagiyo, yang jarang dibarengi dengan Bejo dan Syukur.

Akan bermasalahkah kelak keluarga Pak Slamet apabila tiga pola kebersamaan tersebut tetap dibiarkan berlangsung? Bukankah semua pola tadi terbentuk secara alamiah tanpa ada unsur benci atau tanpa ada unsur ketidaksukaan?

(pada awalnya bejo (4), 2023)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara yang sangat-sangat sederhana untuk  menceritakan tentang Pada Awalnya Bejo (4). Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun