Fibonacci Puisi: Istimewa yang Istimewa
pabila
dilihat dari
seratus tahun yang lalu
hari ini istimewa yang istimewa
pabila
dilihat dari
seratus tahun ke depan
hari ini mungkin biasa yang biasa
karena
semakin lama
melebihi yang biasa
tidak terbayangkan laju inovasinya
karena
semakin lama
semakin singkat siklusnya
yang tadinya istimewa jadi biasa
(istimewa yang istimewa, 2022)
Puisi keempat dari empat rincian judul puisi tentang Biasa dan Istimewa, khususnya tentang Istimewa yang Istimewa. Semoga bermanfaat.
Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait keempat semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Fibonacci Puisi: Puisi yang Menangisi
Baca juga: Fibonacci Puisi: Puisi yang Mengobati
Baca juga: Puisi: Rencana Berumah di Puisi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!