Fibonacci Puisi: Puisi Tanpa Pemuisi
selain
karya puisi
dari para pemuisi
lahir pula puisi tanpa pemuisi
mereka
hidup di rimba
belukar paling misteri
merambat ke semak-semak otak dan hati
terkadang
berupa tanda
yang memperingatkan kita
agar berprilaku adil dan bijaksana
terkadang
membebaskannya
membiarkan diri kita
menentukan cara hidup yang kita suka
(puisi tanpa pemuisi, 2022)
Puisi ketiga dari tiga rincian judul puisi tentang Puisi Tanpa Pemuisi. Semoga bermanfaat.
Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait keempat semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Fibonacci Puisi: Belajar Mendidik Puisi
Baca juga: Nano Puisi: Belajar Menghidupi Puisi
Baca juga: Micro Puisi: Belajar Menegakkan Puisi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!