Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Keempat Belas

12 Juli 2022   08:23 Diperbarui: 6 November 2022   11:56 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Keempat Belas

(Arsip Wajah Puisi Bams)

Daftar judul puisi dari arsip puisi bagian keempatbelas ini merupakan kelanjutan dari daftar judul puisi dari arsip puisi bagian ketigabelas, dan hanya berisi daftar judul puisi, bukan berisi konten puisi.

Judul-judul puisi tersebut disusun berdasarkan kronologis penayangannya hingga jumlahnya mencapai seratus judul puisi. Setelah bagian keempatbelas ini berisi seratus judul puisi, maka akan dilanjutkan ke bagian kelimabelas, dan seterusnya.

Daftar judul puisi di dalam daftar isi di bawah ini pada awalnya adalah kosong.
Kemudian setiap harinya, jika ada puisi yang tayang atau jika ada puisi yang akan dijadwalkan tayang, maka perlahan-lahan daftar isinya akan terisi hingga jumlahnya mencapai 100 judul puisi.

DAFTAR ISI (Daftar Judul Puisi):

  1. Puisi | Rencana Merinci Ziarah Tubuh

  2. Nano Puisi: Ziarah Tulang dan Sumsumnya

  3. Micro Puisi: Ziarah Telinga dan Tengkuknya

  4. Macro Puisi: Ziarah Daging dan Kulitnya

  5. Macro Puisi: Ziarah Sendi Jemari Tangan

  6. Nano Puisi: Ziarah Nadi Birahi Kemaluan

  7. Macro Puisi: Ziarah Mata Ziarah Kaki

  8. Nano Puisi: Ziarah Dada Ziarah Hati

  9. Micro Puisi: Ziarah Serambi Jantung

  10. Macro Puisi: Ziarah Rongga Hidung

  11. Micro Puisi: Ziarah Usus Lambung

  12. Fibonacci Puisi: Ziarah Lidah

  13. Fibonacci Puisi: Ziarah Darah

  14. Puisi | Rencana Merinci Rejeki

  15. Micro Puisi: Mengingini Rejeki yang Lain

  16. Nano Puisi: Membatin Rejeki Orang Lain

  17. Macro Puisi: Cukup Tak Cukup Disyukuri

  18. Nano Puisi: Tak Kecewa Bila Tidak Diberi

  19. Micro Puisi: Menjemput atau Menunggu di Sini

  20. Fibonacci Puisi: Ditimbun Dihabiskan ataukah Dibagi

  21. Puisi | Rencana Merinci yang Diwariskan

  22. Nano Puisi: Mewariskan Status Silsilah

  23. Macro Puisi: Mewariskan Harta Melimpah

  24. Micro Puisi: Mewariskan Riwayat Kebaikan

  25. Macro Puisi: Mewariskan Beban Keburukan

  26. Nano Puisi: Mewariskan Hutang Tanggungan

  27. Fibonacci Puisi: Mewariskan Dendam Bebuyutan

  28. Puisi | Rencana Merinci Menaruh Pusaka

  29. Nano Puisi: Menaruh Pusaka di Lidah

  30. Macro Puisi: Menaruh Pusaka di Wajah

  31. Micro Puisi: Menaruh Pusaka di Kuping

  32. Fibonacci Puisi: Menaruh Pusaka di Kening

  33. Micro Puisi: Menaruh Pusaka di Dada

  34. Macro Puisi: Menaruh Pusaka di Mata

  35. Nano Puisi:  Mmenaruh Pusaka di Punggung

  36. Fibonacci Puisi | Minimalis Fanatik

  37. Fibonacci Puisi: Menaruh Pusaka di Hidung

  38. Macro Puisi: Menaruh Pusaka di Kaki

  39. Micro Puisi: Menaruh Pusaka di Jari

  40. Nano Puisi: Menaruh Pusaka di Otak

  41. Fibonacci Puisi: Menaruh Pusaka di Benak

  42. Puisi | Rencana Merinci Tembok Ratapan Diri

  43. Macro Puisi: Tembok Ratapan Raga

  44. Nano Puisi: Tembok Ratapan Jiwa

  45. Micro Puisi: Tembok Ratapan Rindu

  46. Fibonacci Puisi: Tembok Ratapan Cinta

  47. Puisi | Rencana Merinci Merdeka

  48. Macro Puisi: Merdekanya Negara yang Bangsanya Merdeka

  49. Nano Puisi: Merdekanya Jiwa  yang Pemikirannya Merdeka

  50. Micro Puisi: Merdeka Itu Tujuan ataukah sebagai Sarana

  51. Macro Puisi: Ruang-Ruang Merdeka Maya

  52. Nano Puisi: Ruang-Ruang Merdeka Rasa

  53. Micro Puisi: Untungnya Merdeka

  54. Fibonacci Puisi: Susahnya Merdeka

  55. Puisi | Rencana Merinci Makanan

  56. Micro Puisi: Hati-Hati dengan Makanan

  57. Macro Puisi: Ketahui Siapa yang Makan

  58. Nano Puisi: Jangan Sampai yang Dimakan Tak Makan

  59. Macro Puisi: Jangan Sampai yang Makan Dimakan

  60. Micro Puisi: Cermatilah Makanannya Nafsu dan Qalbu

  61. Fibonacci Puisi: Kenalilah Makanannya Badan dan Setan

  62. Puisi | Rencana Merinci Dugaan dan Katanya

  63. Nano Puisi: Entah karena Ketaksabaran

  64. Micro Puisi: Entah karena Ingin Menyenangkan

  65. Macro Puisi: Dugaan Disampaikan

  66. Nano Puisi: Rujukan Katanya

  67. Micro Puisi: Tameng Kesalahan

  68. Macro Puisi:  Demi Meyakinkan

  69. Fibonacci Puisi: Kasihan Orang yang Dijadikan Rujukan

  70. Puisi | Rencana Merinci Pahlawan Diri

  71. Fibonacci Puisi: Pahlawan Jiwa Merdeka

  72. Nano Puisi: Pahlawan Hati Bijkaksana

  73. Micro Puisi: Pahlawan Pikiran Terbuka

  74. Macro Puisi: Pahlawan Ucaplaku Mulia

  75. Puisi | Rencana Merinci Antara Manunggal Melekat

  76. Macro Puisi: Antara

  77. Nano Puisi: Manunggal

  78. Micro Puisi: Melekat

  79. Puisi | Rencana Merinci Jangan Ditiru Jangan Meniru

  80. Fibonacci Puisi: Jangan Ditiru yang Suka Meniru-Niru

  81. Macro Puisi: Jangan Ditiru yang Radikal Nakal Itu

  82. Micro Puisi: Jangan Ditiru yang Saling Tipu Itu

  83. Macro Puisi: Jangan Meniru Keberingasannya

  84. Micro Puisi: Jangan Meniru Intoleransinya

  85. Nano Puisi: Jangan Meniru Basa-basinya

  86. Puisi | Rencana Merinci Penjajah Diri

  87. Fibonacci Puisi: Penjajah di Saat Suka

  88. Macro Puisi: Penjajah di Saat Duka

  89. Nano Puisi: Penjajah Isi Hati

  90. Micro Puisi: Penjajah Akal Diri

  91. Puisi | Rencana Merinci Dirimu

  92. Nano Puisi: Dirimu yang Ada di Dirimu

  93. Fibonacci Puisi: Dirimu yang Dahulu Dirimu Sekarang

  94. Micro Puisi: Dirimu Sekarang Dirimu yang akan Datang

  95. Macro Puisi: Dirimu yang Mengada Dirimu yang Meniada

  96. Puisi | Rencana Merinci Kepemimpinan

  97. Fibonacci Puisi: Kepemimpinan yang Mengetahui Jalan

  98. Nano Puisi: Kepemimpinan yang Menunjukkan Jalan

  99. Micro Puisi: Kepemimpinan yang Mengajarkan Jalan

  100. Macro Puisi: Kepemimpinan yang Meneladani Jalan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun