Fibonacci Puisi: Ringan yang Berat
andaikan
tlah dialami
ringan yang berat begini
terkejutkah saat hal tersebut terjadi
pabila
terkejut hati
apakah yang dikageti
seolah tak mengira kejadian ini
perasaan ringan tapi berat di hati
banyak ragamnya sekali
yang menghinggapi
di hati
sanggupkah menguak tabir yang menutupi
agar yang berat di hati
menjadi ringan
sekali
(ringan yang berat, 2022)
Puisi kesepuluh dari duabelas hasil rincian puisi tentang berat ringan, khususnya tentang ringan yang berat. Semoga bermanfaat.
Catatan:
Puisi yang terdiri dari empat bait ini
menggunakan deret fibonacci sebagai berikut:
Bait pertama, tersusun dari empat baris dengan
jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk
setiap barisnya mengikuti
deret fibonacci:
3, 5, 8, 13.
Bait kedua, tersusun dari empat baris dengan
jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk
setiap barisnya mengikuti
deret fibonacci:
3, 5, 8, 13.
Bait ketiga, tersusun dari empat baris dengan
jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk
setiap barisnya mengikuti
deret fibonacci:
13, 8, 5, 3.
Bait keempat, tersusun dari empat baris dengan
jumlah suku kata (jumlah ketukan) untuk
setiap barisnya mengikuti
deret fibonacci:
13, 8, 5, 3.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Nano Puisi: Bahasa Sunyi ketika Menerima
Baca juga: Nano Puisi: Bahasa Sunyi ketika Memberi
Baca juga: Puisi: Rencana Merinci Duabelas Bahasa Sunyi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!