Macro Puisi: Berebut Bungkusnya
saking ramainya
berebut bungkus
lupa bawa isinya
karena terkecoh
gemerlap bungkus
enggan mengecek
isi di dalamnya
berebut bungkusnya
sambil bersorak gembira
isinya dibiarkan berserakan
di bawah telapak kakinya
terseret ke mana-mana
karena terkecoh
gemerlap bungkus
mereka lupa tlah
melukai hati
saudaranya
(berebut bungkusnya, 2022)
Puisi kesepuluh dari sepuluh puisi liar (puisi lepas) tentang berebut bungkus. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!