Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Kesepuluh

23 Maret 2022   06:56 Diperbarui: 25 April 2022   18:47 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Kesepuluh

(Arsip Wajah Puisi Bams)

Daftar judul puisi dari arsip puisi bagian kesepuluh ini merupakan kelanjutan dari daftar judul puisi dari arsip puisi bagian kesembilan, dan hanya berisi daftar judul puisi, bukan berisi konten puisi.

Judul-judul puisi tersebut disusun berdasarkan kronologis penayangannya hingga jumlahnya mencapai seratus judul puisi. Setelah bagian kesepuluh ini berisi seratus judul puisi, maka akan dilanjutkan ke bagian kesebelas, dan seterusnya.

Daftar judul puisi di dalam daftar isi di bawah ini pada awalnya adalah kosong.
Kemudian setiap harinya, jika ada puisi yang tayang atau jika ada puisi yang akan dijadwalkan tayang, maka perlahan-lahan daftar isinya akan terisi hingga jumlahnya mencapai 100 judul puisi.

DAFTAR ISI (Daftar Judul Puisi):

  1. Micro Kuartet Puisi: Semua Menjadi Pelan

  2. Macro Kuartet Puisi: Setiap Hari Tiba-tiba

  3. Fibonacci Kuartet Puisi: Tak Ada Rasa

  4. Puisi | Rencana Merinci Sembilan Pembelajaran Puisi

  5. Fibonacci Puisi: Belajar Memegangi Puisi

  6. Nano Puisi: Belajar Menata Arah Kata Puisi

  7. Micro Puisi: Belajar Menghemat Kalimat Puisi

  8. Macro Puisi: Belajar Menerangi Bayangan Puisi

  9. Macro Puisi: Belajar Menenggang Rasa Puisi

  10. Macro Puisi: Belajar Merawat Bingkai Puisi

  11. Micro Puisi: Belajar Menegakkan Puisi

  12. Nano Puisi: Belajar Menghidupi Puisi

  13. Fibonacci Puisi: Belajar Mendidik Puisi

  14. Puisi | Rencana Merinci Cahaya Matahari dan Bulan Suci ke Bumi

  15. Macro Puisi: Bumi dan Manusia di Muka Bumi

  16. Macro Puisi: Bumi dan Manusia di Muka Matahari

  17. Micro Puisi: Bulan Suci dan Matahari di Muka Bumi

  18. Micro Puisi: Bulan Suci dan Manusia di Muka Matahari

  19. Macro Puisi: Matahari dan Bulan Suci di Muka Manusia Bumi

  20. Micro Puisi: Manusia Bumi dan Matahari di Muka Bulan Suci

  21. Fibonacci Puisi: Cahaya Matahari ke Bumi

  22. Fibonacci Puisi: Cahaya Matahari ke Bulan Suci

  23. Micro Puisi: Cahaya Matahari dan Bulan Suci ke Bumi

  24. Micro Puisi: Pantulan Cahaya Matahari dari Bulan Suci

  25. Nano Puisi: Pantulan Cahaya dari Hati dan Bulan Suci

  26. Nano Puisi: Cahaya Hati Setelah Usainya Bulan Suci

  27. Puisi | Rencana Merinci Arti Memaafkan dan Memaklumi

  28. Macro Puisi: Memaafkan Dimaafkan Memaafkan

  29. Micro Puisi: Memaklumi Dimaklumi Memaklumi

  30. Fibonacci Puisi: Memaafkan Jika Dimaafkan

  31. Nano Puisi: Memaafkan Jika Tak Dimaafkan

  32. Fibonacci Puisi: Dimaafkan Jika Memaafkan

  33. Nano Puisi: Dimaafkan Jika Tak Memaafkan

  34. Macro Puisi: Memaklumi Jika Tak Dimaafkan

  35. Micro Puisi: Dimaafkan Jika Tak Memaklumi

  36. Nano Puisi: Dimaklumi Jika Tak Memaafkan

  37. Fibonacci Puisi: Memaklumi dan Memaafkan

  38. Puisi | Rencana Merinci Hari Rayanya Semua Hati

  39. Macro Puisi: Hari Raya Pertama Ketika Dilahirkan

  40. Micro Puisi: Hari Raya Kedua Ketika Punya Sahabat

  41. Nano Puisi: Hari Raya Ketiga Ketika Memiliki Kekasih

  42. Macro Puisi: Hari Raya Keempat Saat Dinikahkan

  43. Micro Puisi: Hari Raya Kelima Saat Punya Anak

  44. Nano Puisi: Hari Raya Keenam Saat Tercukupkan

  45. Macro Puisi: Hari Raya Ketujuh Tatkala Umur Dipanjangkan

  46. Fibonacci Puisi: Hari Raya Kedelapan Tatkala Iman Dikuatkan

  47. Fibonacci Puisi: Hari Raya Kesembilan Tatkala Siap Dimatikan

  48. Puisi | Rencana Merinci Hari-hari Menjelang Perginya Bulan Suci

  49. Macro Puisi: Semacam Berpisah Sementara dengan Cinta

  50. Micro Puisi: Serupa Ujian Kesabaran Rindu Kepada Cinta

  51. Nano Puisi: Meski dengan Dahaga Kan Kuantarkannya

  52. Micro Puisi: Perginya Bulan Suci Mengharukan Hati

  53. Nano Puisi: Samar-samar Terdengar Pesannya

  54. Fibonacci Puisi: Andai Kelak Berjumpa Lagi

  55. Macro Puisi: Bulan Suci dan Seribu Bulan yang Mendampingi

  56. Fibonacci Puisi: Dan Akhirnya Ku Menunggu Lagi di Sini

  57. Puisi | Rencana Merinci Hari-hari Setelah Perginya Bulan Suci

  58. Nano Puisi: Sulit Mengulangi Lapar Dahaganya Badan Ini

  59. Micro Puisi: Suasana Kehadirannya Tak Tergantikan

  60. Macro Puisi: Setelah Mudik Apalagi

  61. Macro Puisi: Ibadah Bersama-sama Aduhai Indahnya

  62. Fibonacci Puisi: Kepergiannya Sangat Terasa

  63. Fibonacci Puisi: Setahun Lagi Datangnnya

  64. Macro Puisi: Pembelajaran Bulan Suci Menempa Jiwa

  65. Micro Puisi: Tak Gampang Rapuh Meski Sengsara

  66. Nano Puisi: Kembali ke Semula Pabila Lena

  67. Puisi | Rencana Berburu Pemburu Puisi Liar (Puisi Lepas)

  68. Macro Puisi: Kukejar ke Tengah Pasar

  69. Nano Puisi: Dialog dengan Nisan

  70. Micro Puisi: Cinta Bertopeng Rindu

  71. Fibonacci Puisi: Harga Menimpa Menara

  72. Macro Puisi: Kelihatannya Pasrah Apa Adanya

  73. Micro Puisi:,Rapat di Ruang Gelap

  74. Nano Puisi: Enggan Bercita-cita

  75. Fibonacci Puisi: Memarahi Meja

  76. Micro Puisi: Menemukan Borgolnya

  77. Macro Puisi: Berebut Bungkusnya

  78. Puisi | Rencana Merinci yang Lupa Dirinci

  79. Nano Puisi: Tak Dipegang karena Sayang

  80. Nano Puisi: Tak Dibuang karena Usang

  81. Micro Puisi: Belum Terpatri di Memori

  82. Micro Puisi: Tersekat Belum Diingat

  83. Macro Puisi: Faktanya Tidak Nyata

  84. Macro Puisi: Nyatanya Terlihat Mata

  85. Fibonacci Puisi: Lepas Sebelum Lunas

  86. Fibonacci Puisi: Tegas Setelah Jelas

  87. Micro Puisi; Terjepit di Rak-rak Tersempit

  88. Nano Puisi; Katanya Sudah Sedih Lirih Perih

  89. Puisi | Rencana Merinci Mawas Diri di Idul Fitri

  90. Fibonacci Puisi: Banyak yang Belum Disalami

  91. Micro Puisi: Masih Wangi Baju yang Dipakai

  92. Macro Puisi: Gigi Sudah Tak Kuat Lagi

  93. Micro Puisi: Banyak Makanan yang Diingini

  94. Nano Puisi: Belum Sampai ke Silaturahmi Hati

  95. Fibonacci Puisi: Hari Kemenangan Badan dan Jiwa Ini

  96. Micro Puisi: Yang Sebenarnya Menang Belum Kuketahui

  97. Puisi | Rencana Merinci Pariwisata Puisi

  98. Nano Puisi: Keluar dari Cangkang Jiwa

  99. Micro Puisi: Melewati Ventilasi Rasa

  100. Macro Puisi: Mengubah Cara Bernafasnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun