Nano Puisi: Puisi Sembunyi di Kabut
bila kaudapati seperti yang kudapati ini
kuduga perasaan puisi kita akanlah sama
setidaknya pada suasana yang kita rasa
jika yang melintas padamu itu kabut ini
yaitu kabut puisi yang gigilkan tubuh kita
kuduga kita juga kan butuhkan selimutnya
karena kehangatan yang kita cari ini
terlanjur diyakini dapat mengusir dinginnya
terlanjur tidak disukai di gemetar gigilnya
padahal mungkin kita tlah tahu
puisi sembunyi di kabut itu
dan sedang memeluk makna
di kedinginannya perasaan kita
(puisi sembunyi di kabut, 2022)
Rincian keenam dari limabelas perasaan puisi. Secara implisit mengisahkan tentang kemungkinan temuan manfaat yang sama bila kita melepas ketidaksukaan kita yang menyelimuti perasaan kita. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!