Puisi | Rencana Merinci Perasaan Puisi
ijinkanlah aku sedikit merinci perasaan puisi
dari hulu rasa yang mukim di bukit kata kata
kata yang semula masih berupa suara suara
sulit dicari ke dalam rupa karena tiada hurufnya
ijinkanlah aku di sini menghadang makna puisi
di muara yang dibahasakan oleh bunyinya
yang kadang tak bisa didengar telinga
hanya terjerat dalam getir getarannya
dari hulu ke muara tadinya sunyi saja
tapi kala dilacak sumbernya, ternyata
dikaulah sumber yang sebenarnya
ijinkanlah aku merinci puisi seperti ini:
di bukit angin puisi
sulit dinyanyikan
riuhnya gemetaran
menyentuh menekan menggenggam
menurunkan terjalnya
puisi sembunyi di kabut
rindangnya cinta ada di belakang kita
perjalanan ke muara puisi
menjemput penjemput yang lupa menjemput
kukira banyak puisi yang istirah di sini
ketika terlewati jauh
selalu didahului sapamu
kalau sempat ku ukur saja
jika diulangi beda
engkaulah sumber tiada
(rencana merinci perasaan puisi, 2022)
Rencana merinci perasaan puisi yang dituangkan ke dalam limabelas judul puisi.
Semoga setelah jadi puisi dibisakan bermanfaat nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!