Nano Puisi: Rasa Tercabut Nyawaku
mungkin ini hanya perasaan saja
di samping kiri mini market borma
dua ratusan meter makam cikutra
di pagi terdingin yang sangat buta
mungkin ini hanya perasaan saja
saat anak istri gemetar kuatir semua
darurat kritis lemah daya tinggal doa
doa yang dipanjatkan sambil tak rela
di dalam rasa tercabut nyawaku
yang hampir lebur
kerelaan untuk berpisah meninggalkan
masih tarik ulur
seperti rasa ingin pulas tidur
tapi tak boleh tidur
hingga alhamdulillah akhirnya
aku masih dikasih tambahan umur
(rasa tercabut nyawaku, 2021)
Puisi tentang rasa tercabut nyawa seperti rasa ingin pulas tidur
tapi tak boleh tidur. Jika dibiarkan tidur maka habislah umur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!