Fibonacci Puisi: Delapan Matahari Menerangi
matahari yang telah menerangi ini
tak serupa matahari
yang menyinari
ke bumi
tetapi
yang menerangi
jagad alit diri ini
yang terang dan panasnya menyengat di hati
jumlahnya meliputi delapan arah mata angin
arah dari rasa ingin
pemicu ingin
di batin
delapan
matahari yang
menerangi ini akan
bergantung pada cara kita menyikapi
(delapan matahari menerangi, 2021)
Puisi "Delapan Matahari Menerangi", berisi pesan pengingat bahwa di semua penjuru sumber terang juga ada sumber panas. Sebagai satu contoh, dibalik cinta yang menyenangkan, bisa juga ada nafsu yang dapat menyengsarakan.
Deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:
Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!