Arsip Puisi Bagian Keenam
(Arsip Wajah Puisi Bams)
Arsip puisi bagian keenam ini merupakan kelanjutan dari arsip puisi bagian kelima. Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa setiap bagian dari masing-masing arsipnya berisi seratus (100) puisi. Tepatnya berisi daftar isi yang bertuliskan judul-judul puisi. Judul-judul puisi tersebut disusun berdasarkan kronologis penayangannya. Setelah bagian keenam ini penuh, maka akan dilanjutkan ke bagian ketujuh yang juga akan diisi dengan seratus daftar puisi, demikian seterusnya untuk bagian kedelapan, kesembilan, dan seterusnya dan seterusnya.
Arsip puisi bagian keenam ini pada awalnya adalah kosong. Kemudian setiap harinya, jika ada puisi yang tayang atau jika ada puisi yang akan dijadwalkan tayang, maka perlahan-lahan daftar isinya akan terisi hingga jumlahnya mencapai 100 puisi.
DAFTAR ISI:Â
- Micro Puisi: Merasa Benar Sendiri
- Micro Puisi: Ada Kalanya Tak Terpecahkan
- Macro Puisi: Ini Bukan Puisi Pilihan
- Fibonacci Puisi: Dihadang Gajian
- Nano Puisi: Â Paket Nasehat Bijak Pengobat Duka
- Micro Puisi: Singkat Saja
- Macro Puisi: Karena Engkau  Bernyanyi
- Fibonacci Puisi: Kelak tanpa Ku atau Mu
- Micro Puisi: Setelah Ini Kemana
- Nano Puisi: Persisnya Ku Tak Tahu
- Fibonacci Puisi: Mengurai Gelisah
- Macro Puisi: Manusia Bumi Berpuisi
- Micro Puisi: Rela Tak Mengikuti
- Nano Puisi: Lebih Banyak Mana
- Fibonacci Puisi: Sudah Berusaha
- Macro Puisi: Pemihakan Kita
- Micro Puisi: Jangan Ditinggal Lari
- Nano Puisi: Masih Mengunyah Lainnya
- Macro Puisi: Ketika Berkecamuk Amuk
- Fibonacci Puisi: Andai Selalu Takut
- Micro Puisi: Semua Diberi Waktu
- Macro Puisi: Yang Paling Nampak
- Micro Puisi: Enggak Seperti Biasanya
- Macro Puisi: Diantara Deru Dunia
- Fibonacci Puisi: Antara Kemarau dan Hujan
- Fibonacci Puisi: Pengunduran Diri
- Fibonacci Puisi: Nostalgia Duka
- Fibonacci Puisi: Pasang di Ambang Bawah
- Micro Puisi: Semua Miliki Semu
- Nano Puisi: Puisi atau Bukan Puisi
- Macro Puisi: Selain Sampah Gampang Meludah
- Fibonacci Puisi: Mengulangi Lupa
- Macro Puisi: Menghampiri yang Baru
- Micro Puisi: Labirin di Tengah Hari
- Nano Puisi: Lirih Sekali
- Fibonacci Puisi: Setengah Tidak Apa-apa
- Micro Puisi: Takut Bertemu Gelap
- Macro Puisi: Sudah Banyak Nasihat
- Nano Puisi: Beda Diri dan Nama Diri
- Fibonacci Puisi: Omong-omong
- Micro Puisi: Tak Usah Dibayangkan
- Nano Puisi: Taruh dan Lepaskan
- Macro Puisi: Satu Tali Mengikat di Leher Kunci
- Fibonacci Puisi: Takabur di Ruang Sunyi
- Micro Puisi: Sejak Berganti Nama
- Fibonacci Puisi: Jangan Dikenang
- Nano Puisi: Pikiran Mendahului Pengalaman
- Fibonacci Puisi: Jangan Menjatuhkan Cinta
- Micro Puisi: Manajemen Kaki
- Fibonacci Puisi: Kalau Tidak Sekarang Kapan Lagi
- Micro Puisi: Tentang Perilaku
- Macro Puisi: Tentang Opini Bermakna
- Nano Puisi: Jika Tak Dicatat Akan Lupa
- Fibonacci Puisi: Mau dan Mampu
- Micro Puisi: Sambungan Lurus Apik
- Nano Puisi: Berani Bersumpah
- Fibonacci Puisi: Takut Bersumpah
- Micro Puisi: Belum Ditidurkan Waktu
- Macro Puisi: Kelihatannya Bervariasi
- Fibonacci Puisi: Kenyataannya Memang Begitu
- Micro Puisi: Belajar Menulis Puisi
- Macro Puisi: Semua Telah Disederhanakan
- Nano Puisi: Lagi-lagi Ini
- Fibonacci Puisi: Enggan Membahas Rindu
- Macro Puisi: Enggan Membahas Cinta
- Micro Puisi: Mungkin-mungkin Saja
- Nano Puisi: Belum Ingin Berpanjang-panjang
- Fibonacci Puisi: Tak Ingin Menahan Pilumu
- Nano Puisi: Pergi ke Sekolah
- Micro Puisi: Meledakkan Panggung Puisi
- Puisi | Rencana Judul Puisi
- Macro Puisi: Bungkus
- Micro Puisi: Dipilih-pilih
- Nano Puisi: Logika Berdoa
- Fibonacci Puisi: Menangislah
- Macro Puisi: Dahulukan Rasio
- Micro Puisi: Menghindari Curiga
- Macro Puisi: Sewenang-wenang
- Nano Puisi: Ikut Campur Konten
- Fibonacci Puisi: Agenda Kebajikan
- Macro Puisi: Sahabat Kebijakan
- Fibonacci Puisi: Fokus pada Tulisan
- Nano Puisi: Latar Perasaan
- Puisi | Rencana 17 Puisi
- Micro Puisi: Membaringkan Diri
- Macro Puisi: Menjual dan Membeli
- Macro Puisi: Tidak Mungkin Situasi
- Micro Puisi: Tidak Mungkin Kondisi
- Fibonacci Puisi: Tiba-tiba Pergi
- Nano Puisi: Bersama Menuju Kereta
- Micro Puisi: Di Sana Ada Apa
- Micro Puisi: Mengganti Keranda
- Micro Puisi: Digendong Saja
- Fibonacci Puisi: Sekoper Waktu
- Nano Puisi: Teknologi Pisau
- Macro Puisi: Diam-diam Diam
- Micro Puisi: Tiba-tiba Tiba
- Fibonacci Puisi: Mengutarakan Utara
- Nano Puisi: Gelap Sebelah
- Micro Puisi: Kalau Bukan Kita Ya Saya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!