[Micro Puisi | Sesadarnya Plagiator]*
ini dapat dikatakan sebagai pendapat ekstrim bawah
ekstrim bawah dari kaum bernilai tawar rendah atau
lemah, lemah karena sebagai lidi masih terpisah-pisah
belum menjadi seikat lidi yang bisa untuk menyapu sampah
sampah plagiator yang berserakan membuat masalah
membikin penulis aslinya gundah
selama kita  di ekstrim bawah dan tidak ada inisiatif
untuk menyatukan gelisah kemudian merubahnya
menjadi satu kekuatan persatuan para penulis resah
maka para plagiator akan masih bebas memplagiasi
dengan mudah
dan kalau itu memang sudah tak mampu kita cegah
ya biarkanlah saja sampai sepuasnya mereka sudah
atau kita tunggu sampai
sesadarnya plagiator menyadari
kesalahannya itu atau tobat nasuhah
tapi sampai kapan itu? entah
terakhir, ada baiknya para penulis centang biru
menggagas pendapat ekstrim atas, yaitu
dengan bersatu memberangus perbuatan buruk  mereka itu
sehingga artikel-artikel yang sangat berkualitas khususnya dari
karya para penulis centang biru itu bisa terjaga aman dan sumringah
sedangkan alternatif lain adalah jalan tengah gagasan ekstrim tengah
sesuai namanya ekstrim tengah ya harus diterima jika hasilnya
juga masih setengah-setengah
penulis centang hijau
siap mengawalnya
dengan pasrah
(sapu lidi plagiasi, 2021)
*Puisi tentang anjuran untuk memilih satu diantara tiga alternatif cara
untuk menghentikan praktek plagiasi sesuai bargaining powernya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!