Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Macro Puisi | Semua Sayang Bambang

13 Juli 2021   06:30 Diperbarui: 13 Juli 2021   06:48 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Macro Puisi | Semua Sayang Bambang

tentu itu bukan bambang diri ku
ingat nama bambang jumlahnya
banyak sekali di Indonesia ini
hahahahahahahahahahahahaha
itu juga gara-gara ajarannya sajak
ngajari ku ketawa ngakak terbahak
ya begini ini jadinya kocak

oh ya kembali pada itu judul yang egois betul
dan ada kesan diperlakukan seperti bayi besar
yang ketika sedih seharian kemudian dihibur
dengan bilang cup cup cup sini-sini nak, 
semua sayang bambang, kasihan kasihan kasihan,
sini-sini nak dipangku emak, emak sayang bambang
semua sayang bambang semua sayang bambang
semua sayang bambang semua sayang bambang

sampai tertidur pulas, bayi besar yang tertidur  pulas
dengan senyum mengembang mimpinya mengembang
rasa bahagianya mengembang badannya mengembang
jiwanya mengembang hidupnya mengembang damainya
mengembang kasih sayangnya mengembang budi pekerti
sopan santun kelembutan serta  penghormatannya antar
sesama manusia dan seluruh alam seisinya mengembang
z.z.z.z.z.z.z.z.z.z.z.z. (tidur pulas) semua sayang bambang

(semua sayang bambang, 2021)

NB:
Puisi di atas memiliki maksud makna atau maksud arti, kurang lebih demikian:
Semua anak yang dilahirkan dan diiringi dengan rasa kasih sayang,
akan berkembang selaras dengan harapan cita-cita jaman.
Hidupnya tidak menakutkan bagi lingkungan sekelilingnya.
Melainkan justru sangat dinanti-nantikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun