(karena ia kerap bertanya)
pada pembatas jalan yang berjalan menghadap runtuhan bukit
selembar daun jati merah menampung tumpahan api hijau
dari mata kupu-kupu  menetes airmata bintang di rawa  hitam
lalu rongsokan masa-lalunya itu  dipanjatkannya lagi
dari atas ke bawah akar yang terlanjur merambat ubun
walau  sepuluh butir embun pilu itu
tertahan  di teralis bulu matanya
walau lenguh lirih dentuman tangisnya
telah memecahkan gendang telinga tuannya
karena ia kerap bertanya:
udara, engkau bersembunyi dimana  (?)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI