Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Monolog Rasa

16 Mei 2021   00:01 Diperbarui: 16 Mei 2021   00:24 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(monolog rasa)

siletmu di sudut tajuk
geliat melesat pergi
ingsunku belum mabuk
di atap ijuk
nantikan sejuk
pada panah katamu
kuterpuruk takluk

sepuluh panahmu
beruntun  melesat kemari
kembali
kepada pemegang busurnya
yang dahulu
pernah mematahkan besi
menyalakan api di ujung kilatnya
akhirnya
sepuluh rasa siletmu  terdesak  pergi

duapuluh siletmu
menebasi kili-kili
berdenting
gemerincing
serak menghentak
kadang pelan sekali
seolah berhenti  lalu
bergerak menghentak lagi
dan tiba-tiba semua sudah
tertidur nyenyak bersama sejarah

tujuh kali siletmu kelilingi
gubuk-gubuk napas pinggir kali
berminyak  sebanyak petromak
berisik cekikik sedahsat musik

semakin diusik
cinta  memekik
pijarkan pernak-pernik
janji klasik

sepuluh siletmu melesat kemari
mencari serpihan bayangmu
yang tlah berkarat di kabel-kabel lampu
tiga puluh satu siletmu melesat kemari
nusuki senyummu sebujur kaku
mentembaga
punggungmu
melobangi rindu
antara gardu
dan
kabel-kabel lampu
menjaga
menjalarnya karat
di dinding baja kita

katamu
semua tlah bertemu
meski tak mengaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun