Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenapa Kau Turut Saja

19 Mei 2021   01:00 Diperbarui: 19 Mei 2021   01:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

(kenapa kau turut saja) 

alam berulanghari tanpa duplikasi
nampak sama tapi bedanya
sungguh jauh sekali

usia merontok gigi
menonjok tepi
panggung  reot bumi
gantian lahirkan mati
di tempat paling sunyi
tersembunyi
keluar masuk hati
keluarnya renta nyali
nelangsa sekali

dimana pintu masuknya
dimana pintu keluarnya

duh, kaujebak aku
kedalam pendapa
empat warna rupa

seribu  kurang  satu jendela
kemana arah membukanya
kenapa kutakbisa

tuk nemukanmu
kulewati ritual kunyahan sebelas bijih kopi
disembur kedalam lima jemari bunga kenanga
yang hijau segar menguning ini
akankah monolog rinduku
dapat larut bersahut ikut
kemana  saja langkah mu nuju
ke kayu palang pembuka pintu itu
susuhnya  swara dialog lawang aksaramu
disitukah tuanmu tulis resah kita
kenapa kau turut saja
seruan tuanmu menyudahi kita
sungguh tega tuanmu pisahkan kita

padahal ku tak henti menyebut
tak harap tuanmu yang menyahut
tapi cukup lambaian kenanganmu
yang kuharapkan menyambut
bukan tuanmu yang menyahut
biarlah tuanmu beringsut susut
menjauh ku tak takut
yang ku takutkan itu  
bila indah senyummu
tak kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun