(menara puisi)
tiga hari lagi dia mati,  sembari  sendoki tumpahan anggur
menunggu  denting gema mantra  lembar rapalan jamur
kau bersila di atas batu  marmar
melipati menu kematian dari
irisan kepalan  apel
mercu  eiffel
kau  juga berlari bawakan
pecahan lonceng  gardu besi
menabuhi menara puisi yang
beraroma parfum sari melati
matahari yang romantis pun bersinar dawai disini
tanpa harus mendaki puncak sajak  ziarahi melodi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H