Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duet Puisi

7 April 2021   18:00 Diperbarui: 15 April 2021   21:21 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

(duet puisi)
 
[duet puisi ini ditulis bersama Sue;
seseorang yang biasa kusebut
sebagai wanita setengah mega volt

/:Sue; //:Bams]


/
Aku letih menggeletak di ujung pelangi
Kini meraih satu warnanyapun sudah tak bisa
Tercenung menatap nanar warnawarna yang berpendar indah
Membayangkan sebuah lukisan cinta di sekujur tubuh polos mu

//
membuka tirai mu sama seperti membuka langit rekat
menyuntiki tubuh mu dengan bintang bintang terdekat
menyinari wajah mu dengan  pantulan rembulan seikat

/
Lukisan cinta penuh warnawarna menggandeng pelangi di kaki langit
Mencoba meraih mimpimimpi tentang mu yang disembunyikan mega
Menghembuskan lembut nafas gairah di ujung bibir mu
seolah lidah mentari mengusap genit

//
di dalam orbit ellips mu yang berpindahpindah tempat
di luar  jagad raya  senyum mu yang luas memikat
kau cairkan bekunya  embun embun pucat
dengan nyala unggun hangat

/
Biarpun terjebak kembali dalam cinta yang meratap
Bahkan mematahkan ukiran rindu menjadi serpihan bubuk rayap
Kenapa senyum nakal mu selalu dapat
menghentikan gerak ketika aku kalap

//
karna erang cakar mu tlah tumpahkan candu lelap
kupu hinggap di senyap malam yang belum genap
tatkala dada mu mulai  ditimbuni debu  galaksi
maka terbukalah segala isi
penciptaan nirwana inti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun