(bahwa ada kalanya yakin)
bahwa  ada kalanya  aku perlukan  kata baru
buat menerjemahkan  keriangan  senyum mu
untuk kemudian menjadikan itu  angka muÂ
agar aku bisa menghitung semua jumlah keliru
akibat  ketergesaanku  mencampuri  urusan rindu
bahwa ada kalanya aku  tak bisa membuka sekat
buat memaknai  geloranya  kau punya  tekat
yang seperti tak memiliki rasa penat
bahwa ada kalanya kita perlu menempuh kurun kurun yang menjauh
buat sekedar  menengok kembali  aneka kejujuran kita yang rapuh
sebagai pikatan jantera  antara penghuni dan penunggu  gaduh
di sela rahasia kata yang selalu menjadi pemicu rusuh
bahwa ada kalanya aku  tak perlukan peta dan penunjuk arah
karena rambu seketika  mengada kala kau mau tengadah
dan