Mohon tunggu...
Bambang Supeno
Bambang Supeno Mohon Tunggu... -

Menetap di Bali dan pensiunan pns. Blog pribadi beralamat di www.balimuslim.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Beramal Tak Perlu Nunggu Kaya

27 Maret 2016   07:03 Diperbarui: 27 Maret 2016   19:23 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar Sukawati, merupakan pusat oleh-oleh khas baju dan kerajinan tradisional Bali yang sudah terkenal bagi wisatawan dalam dan luar negeri. Desa ini terletak dalam wilayah Kabupaten Gianyar dimana warga muslim nya hanya 4%. Jadi wajar kalau masjid di sini hanya ada satu dan itu pun hanya di dalam kota.

Beberapa hari lalu ketika saya mengantar istri ke pasar oleh-oleh ini, saya mencari tempat untuk shalat. Setelah bertanya ke sana kemari ditemani gerimis yang jatuh, akhirnya saya menemukan tempatnya. Mushala tersebut hanya berupa sebuah kamar yang sangat kecil dengan pintu menghadap ke jalan raya. Ruangan sebelahnya dipakai untuk jualan nasi campur dgn nama Wr. Muslim Ibu Fitri (nama istrinya).

Pemiliknya Pak Sukri 60 tahun, asal Malang dan sudah menetap di Sukawati sejak 1997. Tanahnya menyewa dari Ibu Agung, orang Bali asli yang tentunya beragama Hindu.

Waktu pertama kali mau membangun warung dia meminta ijin ke pemilik tanah apa boleh salah satu ruangannya nanti dipakai untuk tempat shalat wisatawan muslim yg sedang shopping di pasar Sukawati dan beliau mengijinkannya.

Tahun itu juga dia membagi tanah sewanya yang tidak seberapa luas, sebagian dibangun untuk warung dan sebagian disisakan untuk tempat shalat walaupun dia masih perlu ruangan lebih luas untuk jualan.

Dia melakukan itu tanpa berpikir lama seperti, apakah nanti warung nasinya sepi atau ramai pembeli. Atau bangun mushalanya nanti-nanti aja kalau sudah dapat untung dari jualan nasinya. Atau karena dia merasa warga minoritas di lingkungannya jadi bukan kewajibannya utk bangun mushalla apalagi sebelumnya di daerah itu juga sudah ada warga muslim yang punya warung lebih besar darinya (tapi tidak menyediakan mushala).

Terima kasih pak Sukri dan terima kasih ibu pemilik tanah yang telah memberi ijin.

Usaha Anda sangat menginspirasi. Tidak banyak umat mau melakukan seperti apa yang pak Sukri lakukan, bahkan ketika mereka sudah kaya raya atau pun setelah menjadi tokoh terkenal.

[caption caption="foto saya ambil ketika selesai shalat Dhuhur di mushalanya"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun