Pada awal tahun Pelajaran 2023/2024 saya diamanahi untuk memimpin Jurusan Teknik Mesin, di SMKN 1 Blora dan saya diminta untuk memperbaiki keadaan jurusan .
Saya merasa diberi pilihan yang besar, apakah saya harus berfikir ulang tentang keberpihakan terhadap murid pada waktu proses KBM yang kurang memadai, disisi lain saya harus menggeser rekan teman sejawat untuk Kembali di jurusan semula di PIPAS
Alasan mengapa melakukan aksi nyata ini adalah yang pertama untuk mempraktikkan ilmu yang sudah saya pelajari pada modul 3.1, selanjutnya saya ingin membuat keputusan yang tepat terhadap dilema etika yang saya hadapi.
Berikut adalah hasil aksi Nyata nya
A. Dilema etika yang terjadi
Benar versus Benar. Memang benar saya lebih mengutamakan kepentingan Murid dibanding rekan teman sejawat saya , Dan memang benar juga saya ikut berpartisipasi pada penyelesaian masalah pada jurusan saya berdasarkan aturan aturan yang ada, karena memang saya berkewajiban sebagai KPK untuk selalu berkordinasi serta berkomunikasi Bersama kepala Sekolah maupun pihak manjemen sekolah.
B. Paradigma Dilema etika yang terjadi : Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak kewajiban untuk menata Jurusan yang saya pimpim agar bisa bersaing Kembali minimal di Tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai KPK dengan baik, karena belum dapat memanage keadaan dengan baik.
Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi KPK Teknik Mesin  bagian Struktur Organisasi  , karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan Jurusan Teknik Mesin. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai KPK harus berpartispasi aktif dalam mengembangkan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar.
C. Prinsip pengambilan keputusan : Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking).
Saya sebagai Guru mempunyai kepedulian terhadap kepentingan sekolah (komunitas), saya lebih mendepankan kepentingan sekolah (komunitas) daripada kepentingan individu.