Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merindu Bunga

5 November 2022   05:53 Diperbarui: 5 November 2022   05:54 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Banyuwangi  -  Dokpri Besubroto

Kita telah melupakan rindu di hari Sabtu. Masing-masing mendekap erat kekecewaan yang belum berlalu. Hubungan pun berantakan. Berkeping-keping menjauh dari keutuhan. Bunga yang terlepas dari tangkainya seolah masih memesona. Tapi sebentar lagi pasti layu memeluk tanah.

Dulu ku ingin  menjadi lebah. Tak lelah terbang penuh gairah. Bebas mengamati serbuk bunga. Sayang, untuk nencecap madu saat itu juga . Lebih tertarik menunggu bakal buah. Proses regenerasi dimulai sudah.

Kadang membayangkan, bahwa hubungan serasi  itu seperti bibir dan gigi. Saat merekah, gigi terlihat bak biji mentimun yang berbaris rapi. Bibir pun sangat nenikmati keindahan ini.

Saat ku terdiam, keindahan itu malah menjauh. Lalu disamarkan oleh perasaan benci yang makin menerkam. Apa gerangan salahku, hingga kau menjadi hegitu ? Terus terang ketidaktahuan ini membelenggu akal sehat. Bertingkah serba salah, menciptakan sekat-sekat.

Cinta itu terbuat dari khayal dunia. Mata hati diharapkan sabar agar menenangkan rasa. Tapi ternyata cinta yang dilindungi sangkar emas, tidak selalu disambut dengan suka cita. Sesuatu yang berlebihan justru  akan merenggangkan hubungan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun