Menunggu kamu, setahun tlah berlalu, bersabar slalu. Melintas tahun, sebutir benih, tlah tumbuh di hatiku. Bermodal sabar, cerah jalan ke luar, merawat cinta.
Bersikap lugu, hindar janji melulu, nyaman bagiku. Setinggi gunung, pasti akan kudaki, dekati langit. Menjauh sengit, rasa pun makin peka, getarkan cinta.
Ke masa depsn, hadapi halang rintang, jauhksn ragu. Karena kamu, asa berkobar-kobar, berpantang surut. Jantung berdegup, menerjang halang rintang, jauhi gugup.Â
Suatu saat, ingin aku pastikan, masa depanku. Lantas mencoba, bertulus dalam cinta, bersama-sama. Ku baik-baik saja, tetap mengada, kompak bersama.
Kecewa itu, seperti hantu, bayangi saat jalan. Bertindak jujur, dengan berterus terang, menghilang beban.
Kesalahanku, masih manusiawi, bersifat umum. Benci dan kagum, bosan tidak lestari, itu pamali. Menghilang akal, cinta jadi tak kekal, terkadang bebal.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H