Bertemu kamu, di saat sedang mekar, semakin ayu. Pangling rasanya, saat memandang wajah, tak jemu-jemu. Mendegup cepat, wajah makin mendekat, terus berharap.
Perubahanmu, semai rasa takut, kan pergi lagi. Membawa dendam, pejam menjadi cekam, memilih diam. .
Di kala malam, kenang hinggap di mimpi, terbayang-bayang. Takut menjelang, kan layu nanti siang, mirip dipanggang. Saat dirimu, sedang merawat kuncup, hati berdegup.
Ditelan ketakutan, berkepanjangan, cinta kan terbang. Mencari sarang, ternyata telah hilang, tertiup dendam.Â
Dendam kesumat, cepat jadi pengecut, tidak terhormat. Separuh jiwa, hilang entah ke mana, tertimbun lupa.
Terlalu lama, saat jalan bersama, bosan ternyata. Cari pengganti, persis aroma wangi, sulit dicari.
Istirahat bungaku, pulih kembali, bercinta lagi. Kala sedang meremang, tunggu cemerlang, redupkan bulan. Cinta mewangi, dari hari ke hari, padamu lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H