Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Mengharu Biru

26 Oktober 2022   07:12 Diperbarui: 26 Oktober 2022   07:27 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bersumber dari twitter Pure Essence of Nature

Senandung hujan rintik nan kesepian. Bernuansa kelabu terkadang biru.  Dalam senyap yang mendekap makin lekat. 

Semburat nyanyian warna. Tadinya temaram, lalu dilumat oleh gelap yang makin pekat. Rinduku sedang mengharu biru. Ingin sekali segera bertemu.

Ketika makin kelabu, engkau terkesan makin termangu. Ingatan berjalan menjauh, tak mau pedih perih diunduh. Seperti rindu ini. Semakin dikejar, semakin terlihat samar.

Kini ku berusaha memetikmu. Mumpung sedang ranum bermata sayu. Cukup sekilas saja tak usah berlama-lama. Bersiap jika bunga itu hilang goyang, rantingnya patah kaku.

Sebenarnya ku ingin menjadi akar. Tenteram di tanah, mampu menjalar. Berkawan nutrisi, penyubur cinta. Tahu apa yang sedang dibutuhkan bunga.

Saat ini pagi merangkak ke siang. Tapi belumlah terang benderang. Engkau memekar diam-diam. Hiasan pagi itu terasa indah nian. Sebelum engkau layu, kembali ke haribaan.

Semoga ini bukan termasuk indah kabar dari rupa. Hati cemberut, dibalut dengan senyuman hampa. Demi citra bak wangi bunga mekar belaka.

Berbalut nuansa ungu. Aku berharap bermunculanlah putik pengobat rindu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun