Bola mata makin bening. Berbinar-binar sering. Pijarnya mampu menaklukkan hening.
Mata itu indra penglihat alias "mripat". Jernih memandang, terkadang pekat. Bisa berada di tempat gelap, mampu pula memukau di tempat terhormat. Tapi ilusi itu lebih sering hilang manfaat.
Bola mata itu mampu melihat lebih manusiawi. Berkelana dikawal kemampuan sendiri. Memahami apa yang terjadi. Berdiri di lahan calon dermaga. Mengamati arah angin, bukanlah pekerjaan sia-sia yang hanya memenuhi ingin.
Mata yang mubazir digeletakkan di atas meja. Terlalu lama dibiarkan nganggur tak berguna. Lalu mengatakan bahwa dunia tidaklah berwarna. Kelihatan hitam putihnya saja.
Mata terpejam bisa diajak mimpi. Jika membumi, akan mengenali diri sendiri. "Tepunga marang sliramu dhewe. Nosce te ipsum". Sambil mendayagunakan mata hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H