Memandang kemarin, tak ada yang mampu menghentikannya. Apalagi jika bermotif menihilkan hasil kini, mengunggulkan kenangan silam. "Kemarin telah menjadi hari ini. Besuk berbuat lebih baik lagi."
Waktu ikhlas diajak berjalan lurus. Hanya sekilas berpaling mengingat kenangan. Jangan sampai hari-hari penuh reunian. Mengingat dahulu, melupakan sekarang.
Termenung dengan bekerja memang berbeda. Itu bukan bandingannya. Kalau hanya mengejar citra enak, fantasia pasti lebih indah. Walau hati belum tentu tergugah.
Berikhtiar, boleh-boleh saja. Penuh dengan cara serta daya upaya. Tidak dipenuhi muslihat. Memaksa orang lain tetap melihat. Mengakali atau menyiasati untuk kepentingan sesaat.
Itu tandanya belum rela. "Lila legawa trusing ati". Penuh dengan kesudian serta ketulusan. Mendayagunakan  visi, membuat harapan tidak sekedar hiasan.Â
Berjalan ke depan tanpa takut. Â "Tanpa ajrih. Jejeg mantep mawi pasrah. Ventis secundis, tene cursum". Berikhtiar lurus, walau melawan arus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H