Kerinduan untuk segera bermain begitu menggebu. Sejak kecil ia kumpulkan kepingan kenangan, yang terkadang berserakan. Tak lama lagi, semua itu menjadi silam.
Suatu saat nanti, segumpal kenang itu akan menjadi bahan. Lalu diolah oleh sang waktu, kini maupun mendatang. Kemudian menjadi rangkaian harapan dan tujuan yang tak terpisahkan.
Jelas itu bukanlah model untuk termangu. Hanya jalan di tempat, sibuk mencari makna perubahan. Berubah itu bukanlah permainan bibir dan lidah. Hasilnya hanya merangkai impian yang indah.
Jejak perjalanan waktu akan pecah pada waktunya. Tidak menjadi kolektor rencana abu-abu lagi.Â
Setiap pagi, selalu mengepul kehangatan asa. Jika itu kopi hitam, selalu berkilauan hangatnya. Tak terbersit untuk tega mengatakan bahwa hitam itu putih, atau sebaliknya. Ia cenderung mengatakan : "Hitam mata itu tak boleh bercerai dengan putihnya".
Terkesan ia kini sedang bermain-main. Tapi bisa jadi sedang berlatih kesabaran. Sabar terletak di antara kebencian dan kecintaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H