Nafas senja dan fajar selalu melahirkan rona. Bisa berhikmah jadi gema semangat. Saat akan beristirahat, mau pun di kala bangun kembali dalam keadaan sehat walafiat.
Lalu terngiang mimpi semalam. Ada saja tersisa dendam terpendam. Percakapan dalam mimpi itu sungguh mengharu biru. Semakin mendekat fajar, ada senyap yang bisu.
Ketika fajar pagi muncul kembali, suara birahi muncul dari ranting sepi. Cericit berjenis burung, seperti orkestra yang didominasi mirip suara genderang. Terkadang memekakkan telinga yang menginginkan tenang.
Mentari  itu guru sejati. Disiplin dalam hal kepatuhan, ketaatan, dan ketertiban. Baik bsgi diri sendiri, maupun untuk alam yang berganti siang dan malam.
Mentari itu guru sejati. Tapi tidak semua menyadari. Karena nongol setiap hari, sedikit saja yang menghayati.
Mentari tidak berat sebelah. Saat mengawal hari, Â sangatlah bermartabat. Menit demi menit dijalani secara benar. Pencerahannya tak pernah tercemar.
Mentari itu guru sejati. Ia menjadi penasihat yang jarang dilihat. Tempat belajar, tanpa harus bayar.